Mengenal Ki Dalang Drajat, Penemu Wayang Bambu Bogor, Jejaknya Sudah Sampai Eropa
Di tengah hiruk pikuk moderinitas Kota Bogor, rupanya masih terdapat seorang seniman sekaligus budayawan yang mempertahankan nilai budaya masa lalu.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
Hal itu untuk menonjolkan tradisi logat sunda Bogor.
"Dimanapun pagelaran, saya selalu gunakan bahasa sunda logat Bogor, karna logat sunda Bogor itu heuras genggerong (sunda kasar)," jelasnya.
"Kalo udah masuk ke daerah Bandung kesana itu logatnya parahyangan (sunda halus)," tambahnya.
Dalam setiap pementasannya, Ki Dalang selalu membawa pesan moral kepada para audiensnya.
"Dari awal pagelaran ini tidak ngambil cerita mahabrata ramayana, jadi wayang bambu ini saya ceritanya sehari-hari aja, seperti dampak seks bebas, tawuran, narkoba, ataupun adab kepada orang tua, itulah yang memprihatinkan," ungkapnya.
Tokoh yang ada di wayang bambu pun tidak mengambil dari tokoh pewayangan pada umumnya.
"Ataupun tokoh yang ada diwayang bambu ini saya punya cerita sendiri, ataupun tokoh, saya bisa membuat tokoh baru untuk wayang bambu saya, jadi wayang bambu itu global, bebas berekspresi, intinya gimana caranya kita meneruskan seni budaya ini," kata Ki Dalang.
Terakhir, Ki Dalang Mengatakan, wayang bambu ini milik masyarakat Bogor Raya.
Walaupun ditemukannya di Cijahe, Kelurahan Curugmekar, Kecamatan Bogor barat, Kota Bogor.
" Wayang bambu ini bukan milik Kota Bogor, bukan juga Kabupaten Bogor, tapi milik kita semua, milik Bogor Raya," tandasnya.