Diiming-imingi Kekayaan, Gadis 16 Tahun Mau Dinikahi Pria 50 Tahun Tanpa Restu, Nasibnya Kini Pilu

Diiming-imingi kekayaan, seorang anak di bawah umur berusia 16 tahun dinikahi siri oleh pria 50 tahun, ditalak usai 2 hari menikah.

Editor: widi bogor
Grid.ID
Ilustrasi pernikahan anak di bawah umur dengan pria tua 

Hartini yang tak terima dengan perlakuan Kasun kepada putrinya, ia yang saat ini tinggal di Aceh lantas meminta kerabatnya untuk melaporkannya ke polisi.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ngawi, AKBP I Wayan Winaya membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga SM kepada sang Kasun.

Baca juga: Anaknya Tewas, Perjuangan Ibu Cari Keadilan Berbuah Ancaman, Alasan Putranya Dikeroyok Bikin Syok

Menurut penjelasan Wayan, hingga saat ini pihaknya masih memproses terkait laporan tersebut.

"Ini masih proses, kita laksanakan proses dulu," ujarnya.

Sebelumnya unggahan seorang ibu viral di sosial media.

Dalam unggahannya itu, ia mengeluhkan anaknya yang masih di bawah umur dinikahi oleh seorang pria beristri yang telah berusia 50 tahun.

Sang pemilik akun mengunggah keluhannya itu di grup Facebook Info Cepat Ngawi.

"Ini anak saya mau nikah sama laki-laki yang umurnya sudah 50 tahun, sedangkan anak saya baru 16 tahun bulan 7 nanti. Calonnya kamituwo dung banteng mohon solusinya," tulisnya pada 3 Juni 2022.

Baca juga: Kematian Gadis Muda di Kamar Apartemen Masih Misterius, Tubuhnya Setengah Telanjang Dibalik Selimut

Baca juga: Nasib Siswa SD Dianiaya Teman Sekolah hingga Meninggal, Orangtua Korban Minta Keadilan Malah Diancam

Mendapati unggahan tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana DP3AKB Kabupaten Ngawi Nugrahaningrum mengatakan, pihaknya bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Ngawi langsung meresponsnya.

Nugrahaningrum menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pendampingan terhadap anak di bawah umur yang dinikahi.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana Kabupaten Ngawi rencananya akan membuka pendidikan nonformal dengan memberikan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah.

“Kita lakukan pendampingan, rencananya ada pendidikan nonformal untuk mereka sehingga ada kegiatan dan keterampilan sehingga tidak fokus untuk segera menikah,” ucapnya.

(Fathia Oktaviani/Magang)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved