Penyakit Tidak Menular Mengancam Keselamatan Warga, Dinkes Kota Bogor Bikin Gerakan Antisipasi

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menggelar kick off gerakan bulan deteksi Penyakit Tidak Menular (PTM).

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Kick Off Gerakan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM) Oleh Dinkes Kota Bogor yang dihadiri langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Rabu (15/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menggelar kick off gerakan bulan deteksi Penyakit Tidak Menular (PTM).

Melalui Paguyuban Gerakan terpadu Skrining Kesehatan atas kolaborasi Sembilan (Salapan) kick off ini berlangsung di Villa Arum Sari, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat pada Rabu (15/6/2022).

Gerakan deteksi PTM ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi PTM di Kota Bogor serta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia.

Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, gerakan ini harus terus digencarkan di Kota Bogor

"Penyakit tidak menular semakin menjadi ancaman bagi kesehatan di Indonesia selama Pandemi Covid-19. Karena menjadi komorbid yang mengakibatkan fatality rate penderita Covid-19 meningkat yang berujung pada meningkatnya angka kematian," kata Retno, Rabu.

"Selain meningkatnya angka kesakitan dan kematian, meningkatnya jumlah kasus PTM sangat berdampak besar terhadap lonjakan beban biaya kesehatan," tambah Retno.

Retno pun merincikan, jumlah kematian lima penyakit tidak menular terbanyak di tahun 2021 stroke sebanyak 164 Orang dari jumlah kasus sebanyak 3.435.

Kedua penyakit jantung koroner sebanyak 117 orang, dari jumlah kasus 3.051. Ketiga hipertensi dengan komplikasi 120 orang, dari jumlah kasus 56.411. Keempat kanker sebanyak 115 Orang dari jumlah kasus 821 dan terakhir kelima diabetes mellitus dengan komplikasi sebanyak 105 orang dari jumlah kasus 17.801.

Retno pun menegaskan, gerakan bulan deteksi PTM di Kota Bogor dilaksanakan melalui Paguyuban Salapan ini, menyasar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia.

Yaitu pertama msyarakat Umum usia lebih dari 15 tahun, Posbindu PTM sebanyak 522 dari 612 Posbindu yang ada di Kota Bogor.

Kedua ASN dengan program Pamong Walagri, WUS (IVA CBE) untuk wanita usia subur 30 sampai 50 tahun, kemudian perkantoran Swasta, Industri, tingkat SMA sederajad, universitas, klinik dan rumah sakit.

"Lalu layanan kesehatan yang dilaksanakan terdiri dari Sembilan (Salapan) jenis, yaitu deteksi gizi, deteksi dini hipertensi, deteksi dini diabetes melitus, deteksi dini kanker, leher rahim dan kanker payudara, deteksi dini kesehatan jiwa, deteksi tajam penglihatan, deteksi tajam pendengaran, deteksi dini Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan upaya berhenti merokok (UBM)," ungkap Retno.

Retno pun membeberkan, ada satu kunci utama dalam keberhasilan kegiatan gerakan bulan deteksi PTM pada saat pandemi kali ini.

Salah satunya untuk mengoptimalkan kepatuhan, dan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan, baik oleh petugas maupun masyarakat yang dilayani.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved