Manfaatkan Sampah Non Organik, Warga Desa Gunungputri Bogor Sulap Plastik Jadi Nilai Ekonomi
Botol bekas minuman kemasan dan plastik diubah menjadi sesuatu yang bernilai oleh warga Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Yudistira Wanne
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, GUNUNGPUTRI - Siapa sangka botol bekas minuman kemasan hingga sampah plastik dapat diolah menjadi sesuatu yang memiliki manfaat.
Ya, barang bekas yang dinilai sudah tak dapat digunakan ternyata dapat disulap oleh warga Desa Gunungputri RT 2/4, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, menjadi sebuah kreativitas yang dapat menambah nilai ekonomi.
Dengan memanfaatkan program Bank Sampah yang terdapat di Desa Gunungputri, sembilan orang pengurus dari bank sampah Berseri RT 2/4 desa tersebut memilih sampah-sampah yang dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah kreativitas.
Ketua Bank Sampah Berseri, Desa Gunungputri RT 2/4, Kartika mengatakan bahwa para pengurus dari Bank Sampah Berseri akan memilah mana sampah yang organik dan non-organik.
"Kalo yang non-organik kita jadikan tas, tempat tisu, karpet, bunga, bahkan pakaian," jelasnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (24/6/2022).
Untuk membuat tas, tempat tisu, karpet dan pakaian, kata Kartika hanya menggunakan sampah dari bekas kopi sachet.
Dalam pembuatannya, plastik kopi sachet tersebut dilipat menjadi kecil, lalu dijahit atau dianyam untuk membuat pola serta direkatkan dengan menggunakan lem tembak.
Lalu, untuk membuat bunga, menggunakan sampah bekas botol minuman plastik, yang di mana hanya dipotong-potong hingga terbentuk membuat polanya dan ditempelkan menggunakan lem tembak.
Kreativitas tersebut dilakukan pada sela-sela waktu oleh para pengurus dari Bank Sampah Berseri.
Kartika mengungkapkan bahwa kreativitasnya ini dibuat untuk dijual kepada pengunjung yang datang ke Desa Gunungputri.
"Sekarang sih dijualnya cuma ke orang-orang yang datang ke desa aja, paling tetangga yang beli, atau kalo lagi ada pameran di Pemda atau di Kantor Desa, baru kita ikutan disana," katanya.
Bahkan, dari kreativitasnya ini, warga Desa Gunungputri RT 2/4 sempat mengikuti perlombaan keterampilan UMKM di Indocement pada beberapa waktu lalu.
Untuk harganya sendiri kerajinan tangan ini dibanderol mulai dari Rp 30 ribu hingga ratusan ribu rupiah per buahnya.
Sementara itu, Sekertaris Bank Sampah Berseri, Desa Gunungputri RT 2/4, Fitriah menjelaskan bahwa pada pembuatannya kerajinan tangan ini tidak begitu sulit.
