Polisi Tembak Polisi

Bongkar Kejadian Sensitif di Magelang, Pengacara Bharada E Ungkap Kemarahan Sopir Ferdy Sambo

Pengacara Bharada E membocorkan soal isu sensitif yang terjadi di Magelang hingga membuat Putri Candrawathi menangis.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
Kolase Ist
Deolipa Yumara membongkar kejadian sensitif yang terjadi di Magelang yang diduga dilakukan oleh Brigadir J kepada Putri Candrawathi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Motif 18+ yang membuat Ferdy Sambo gelap mata menghabisi Brigadir Yosua sedikit demi sedikit mulai terbuka ke publik.

Beberapa pihak yang berkaitan dengan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J mulai memberikan kode soal motif Ferdy Sambo.

Pernyataan-pernyataan itu pun jadi kepingan puzzle yang disusun oleh publik demi mengungkap motif di balik pembunuhan tersebut.

Dirpidum Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Andi Rian Djajadi mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaannya, Ferdy Sambo mengaku marah setelah mendapat laporan dari Putri Candrawathi atas apa yang dilakukan Brigadir J di Magelang.

Hal yang membuat Ferdy Sambo marah yakni, Putri Candrawathi mengaku mendapat perlakuan yang merendahkan martabat seorang wanita.

"Setelah mendapat laporan dari Ibu PC, tersangka FS lalu panggil RR dan RE untuk membunuh Yoshua," ujar Andi Rian Djajadi dilansir dari Warta Kota.

Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD membocorkan tiga clue terkait hal sensitif yang menjadi motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J.

"Kalau motif biar dikonstruksikan hukumnya oleh Polri, jangan tanya ke saya. Karena ini menurut saya sensitif, apa sensitifnya, menyangkut orang dewasa," ujar Mahfud MD dalam acara Satu Meja The Forum, Kompas TV, Kamis (11/8/2022) malam.

Berbeda dengan pernyataan sebelumnya, Mahfud MD kini membocorkan 3 bocoran soal hal sensitif tersebut.

Baca juga: Akui Bikin Cerita Bohong soal Kematian Brigadir J, Ferdy Sambo : Bapak Kapolri Saya Mohon Maaf

"Pertama katanya pelecehan, pelecehan itu apa sih, apakah membuka baju atau apa, itu kan untuk orang dewasa," kata Mahfud MD.

Kemudian ia juga menyinggung soal sensitif lainnya yakni perselingkuhan dan percobaan pemerkosaan.

"Kedua katanya perselingkuhan empat segi, siapa yang bercinta dengan siapa, gitu kan. Lalu yang ketiga, yang terakhir, mungkin karena perkosa, usaha perkosaan lalu ditembak. Itu Itu sensitif, jadi yang buka jangan saya, saya bilang, polisi saja karena uraiannya panjang," jelas Mahfud MD.

Meski begitu, dirinya mengaku sudah banyak mendapat bocoran terkait motif Ferdy Sambo.

"Tapi kan saya tidak boleh saya mengatakan yang begitu-begitu, biar dikonstruksi dulu. Dapat hal-hal yang mungkin tidak pernah muncul di publik, dari Komnas HAM, LPSK, dari orang perorangan, dari para senior polri, senior tentara dan sebagainya," tuturnya.

Menko Polhukam Mahfud MD membocorkan tiga clue terkait hal sensitif yang menjadi motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J.
Menko Polhukam Mahfud MD membocorkan tiga clue terkait hal sensitif yang menjadi motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J. (Youtube/Kompas TV)

Putri Menangis

Sementara itu, Pengacara Bhadara E, Deolipa Yumara membeberkan maksud dari hal sensitif yang disampaikan oleh Mahfud MD.

Deolipa Yumara mengatakan bahwa hal sensitif itu terjadi di Magelang pada sore hari.

"Jadi Richard sama Ricky disuruh nganter makanan ke Sekolah Taruna Nusantara buat anaknya Ferdy Sambo. Ketika di sana, tahu-tahu sekitar jam 17.00 - 18.00 sore, hari mulai senja, ditelepon lagi Richard oleh Putri, nangis-nangis katanya," ujar Deolipa Yumara dilansir dari tayangan Kabar Petang, di Youtube tvOneNews.

Saat menelepon Bharada E sambil menangis, Putri Candrawathi memintanya untuk segera pulang bersama dengan Brigadir RR.

"Richard kan masih muda, Ricky mungkin lebih tua lagi kan. Dipanggil, bicara sama Ricky, ayo cepat pulang ibu ada persoalan," kata Deolipa Yumara.

Baca juga: Diam-diam Bharada E Ditempatkan di Ruang Khusus Mako Brimob, Hari Ini Akan Diperiksa Komnas HAM

Sesampainya di rumah Ferdy Sambo di Magelang, lanjut Deolipa Yumara, di lantai atas hanya ada tersangka KM.

"Di atas itu cuma ada Kuwat, pengawal pribadi Sambo dari sipil. Sampai di atas Kuwat sudah marah-marah, si Richard nanya, 'ada apa bang?'. Lalu dijawab oleh Kuwat 'udah lu gak usah tahu deh, lu turun aja deh," kata Deolipa Yumara.

Kemudian pada saat turun ke lantai bawah, lanjut dia, Bharada E bertemu dengan Brigadir J.

"Nah pas turun ke bawah, di bawah ada Yosua. Sampai di situ Richard tidak tahu apa yang terjadi. Kemudian malam harinya tidurlah Richard dan Yosua di rumah sampai pagi jam 08.00 WIB, mereka sama-sama berangkat ke Jakarta dari Magelang," ujarnya.

Saat perjalanan dari Magelang ke Jakarta, kata dia, Putri Candrawathi tidak satu mobil dengan Brigadir J, melainkan bersama Bharada E, Kuwat, ART dan anaknya.

Di perjalanan itulah, menurut pengacara Bharada E, kliennya menyaksikan Putri Candrawathi menangis.

Deolipa Yumara membongkar detik-detik Brigadir J ditembak oleh Bharada E atas perintah Ferdy Sambo, juga ditawarkan uang Rp 1 M oleh Putri Candrawathi
Deolipa Yumara membongkar kejadian sensitif yang terjadi di Magelang (kolase)

Menanggapi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J di Magelang, kuasa hukum keluarga almarhum, Martin Lukas Simanjuntak menduga itu hanya alibi Ferdy Sambo.

Menurut dia, Bharada E dalam keterangannya tidak pernah menjelaskan bahwa ada dugaan kekerasan seksual ataupun tembak menembak.

"Yang kedua, kalau memang ada dugaan kekerasa seksual, kenapa reaksi Bu PC ketika ada CCTV yang diduga peristiwa setelah eksekusi Yosua, kenapa raut mukanya itu pada saat pulang ke rumah pribadi seakan-akan desperate (putus asa), kalau memang itu atas laporan Ibu PC dan orangnya dieksekusi, harusnya raut muka Ibu PC tidak desperate, ataupun tidak seperti bingung atau panik," jelasnya dilansir dari Youtube tvOneNews, Jumat (12/8/2022).

Kemudian yang ketiga, lanjut dia, Ferdy Sambo cs awalnya mendalilkan bahwa kekerasan seksual itu terjadinya sesaat sebelum terjadinya tembak menembak.

Baca juga: Ferdy Sambo Marah Setelah Dapat Laporan dari Putri, Ayah Brigadir J Tak Percaya: Sandiwara Mereka

"Nah sekarang ada lagi disampaikan di Magelang, apakah kita bisa percaya? Saya sudah tidak bisa lagi percaya ketika ada seseorang yang sudah berkali-kali memberikan kebohongan. Ini apa maksudnya? Mau buat alibi baru lagi atau apa?," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa publik perlu realistis bahwa Brigadir ini masih muda dan berkarir sebagai anggota polri dengan pangkatnya rendah.

"Bu Putri ini adalah istri dari jenderal bintang dua, saya sering ketemu ajudan, mereka cuma tahu kata siap, perintah dan laksanakan. Jadi kalau kita lihat CCTV kemarin pada saat sampai di rumah pribadi, Yosua pun tidak berani masuk ke dalam rumah. Tidak ada indikasi-indikasi bahwa ajudan itu berani dengan atasan," bebernya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved