Polisi Tembak Polisi

3 Jenis Peluru Ditemukan di Lokasi Pembunuhan Brigadir J, Siapa Orang Ketiga yang Menembak Yosua?

Ternyata tak cuma dua senjata yang ditemukan penyidik di TKP pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga. Di TKP ditemukan tiga jenis senjata berbeda-beda

Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
kolase Youtube
Daftar tiga peluru yang ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga akhirnya terungkap. Tiga peluru tersebut berasal dari produsen yang berbeda. Terungkapnya tiga jenis peluru itu seolah berbeda dengan kesaksian Bharada E bahwa yang menembak Brigadir J hanya dua orang, yakni dirinya dan Ferdy Sambo. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua alias Brigadir J yang didalangi mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo memasuki babak baru.

Berbarengan dengan proses penyelidikan Timsus Polri, tiga peluru yang ditemukan penyidik di TKP akhirnya terungkap.

Ternyata tak cuma dua senjata yang ditemukan penyidik di TKP pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal itu memunculkan dugaan bahwa jumlah pelaku penembakan Brigadir J pada 8 Juli 2022 itu lebih dari dua orang.

Seperti diketahui, awalnya hanya ada dua senjata yang diduga digunakan pelaku pembunuhan Brigadir J, yakni Glock-17 dan HS.

Namun kini ada ditemukan puluhan peluru dari jenis yang produksi yang berbeda-beda.

Dihimpun TribunnewsBogor.com dari tayangan televisi Tv One News, berikut adalah daftar tiga jenis peluru yang ditemukan penyidik di TKP rumah dinas Ferdy Sambo :

- 6 enam peluru berkode pin 9 CA, diproduksi PT Pindad Persero

- 14 peluru berkode S&B, dibuat oleh Sellier & Bellot

- 1 peluru berkode LZ Luger 9mm peluru yang dibuat Limit Z company

Baca juga: Mengintimidasi Wartawan, Brigadir FF Kena Sanksi Demosi 2 Tahun, Paksa Hapus Data Jadi Perkaranya

Tanggapan Pengacara Brigadir J

Terkait dengan temuan baru penyidik mengenai jenis peluru di TKP, pengacara keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak bereaksi.

Rupanya tim pengacara almarhum sudah mengetahui informasi perihal penemuan tiga jenis peluru tersebut.

"Kita mengacu pada (rilis) terakhir, ada lima tembakan masuk dan empat keluar, satu bersarang di tubuh almarhum (Brigadir J). Kalau kita hitung jumlah selongsong, ada tujuh peluru yang terinformasi. Berarti harusnya kan ada 12 selongsong. Ada informasi bahwa ada tiga jenis tembakan," pungkas Martin Lukas Simanjuntak dikutip pada Rabu (14/9/2022).

dengar teriakan istri Kadiv Propam, Bharada E tembak Brigadir J yang hendak lecehkan istri Ferdy Sambo
dengar teriakan istri Kadiv Propam, Bharada E tembak Brigadir J yang hendak lecehkan istri Ferdy Sambo (kolase Tribunnews)

Temuan tersebut menurut Martin Lukas Simanjuntak sinkron dengan apa yang dianalisa Komnas HAM.

Beberapa waktu lalu, Komnas HAM menghembuskan dugaan bahwa jumlah penembak Brigadir J lebih dari dua orang.

"Komnas HAM beberapa hari lalu mengatakan bahwa ada dugaan keras antara lima tersangka itu melakukan penembakan juga. Dan yang diduga kuat katanya bu PC ( Putri Candrawathi)," imbuh Martin Lukas Simanjuntak.

Kendati demikian, dugaan dari Komnas HAM itu tak sejalan dengan kesaksian para tersangka.

Baca juga: Diam-diam Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf Kompak Akui Ini ke Timsus, Ronny Talapessy: Apa Adanya

Misalnya saja Bharada E, penembak Brigadir J itu hanya mengatakan bahwa yang jadi eksekutor kematian Yosua adalah ia dan Ferdy Sambo.

Sementara Bripka RR menyebut hanya melihat Bharada E saja yang menembak Brigadir J.

Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Tim Khusus (Timsus) Polri menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Tim Khusus (Timsus) Polri menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

"Ini menegaskan bahwa masih ada dugaan kompromi di antara para tersangka. Mungkin (ada skenario) 'boleh kalian buka semua tapi bu PC kalian selamatkan," ungkap Martin Lukas Simanjuntak.

"Ada kemungkinan seperti itu ?" tanya Putri Presenter TV One.

"Kalau premis Komnas HAM benar, arahnya kan di situ," sambung Martin Lukas Simanjuntak.

Baca juga: Bripka RR Sebut Ferdy Sambo Sempat Kumpulkan Polisi di Provos, Tak Ada Iming-iming Uang dan Ancaman

Lebih lanjut, Martin Lukas Simanjuntak pun mengurai kecurigaannya pada kesaksian Bharada E.

Diungkap Martin Lukas Simanjuntak, ada 'kode rahasia' yang tersembunyi dari keterangan Bharada E.

Kode tersebut berkenaan dengan Bharada E yang hingga kini belum menyimpulkan bahwa jumlah penembak Brigadir J hanya dua orang saja.

"Bharada E bilang yang menembak pertama dia. Selanjutnya yang terakhir adalah FS ( Ferdy Sambo). Kalau kita ikuti kata-kata itu kan berarti kalau tiga yang nembak, berarti ada lagi di tengah-tengah (sebelum Ferdy Sambo). Jadi Bharada E belum menyimpulkan bahwa pelaku penembakan hanya dua orang," ungkap Martin Lukas Simanjuntak.

Alasan belum terbukanya Bharada E menurut Martin Lukas Simanjuntak karena ada tiga kemungkinan.

Baca juga: Terkuak Peran Bharada Sadam, Sopir Ferdy Sambo Terseret Kasus Brigadir J, Sempat Intimidasi Wartawan

"Bisa saja ada informasi yang belum dia (Bharada E) sampaikan karena, satu, kesepakatan. Kedua, rasa iba. Ketiga, kita enggak tahu," ucap Martin Lukas Simanjuntak.

"Rasa iba terhadap siapa ?" tanya Putri.

"Ya mungkin perempuan, dia ( Bharada E) enggak tega hati, jadi sudahlah biar FS saja yang bertanggung jawab," pungkas Martin Lukas Simanjuntak.

Daftar tiga peluru yang ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga akhirnya terungkap. Tiga peluru tersebut berasal dari produsen yang berbeda. Terungkapnya tiga jenis peluru itu seolah berbeda dengan kesaksian Bharada E bahwa yang menembak Brigadir J hanya dua orang, yakni dirinya dan Ferdy Sambo
Daftar tiga peluru yang ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga akhirnya terungkap. Tiga peluru tersebut berasal dari produsen yang berbeda. Terungkapnya tiga jenis peluru itu seolah berbeda dengan kesaksian Bharada E bahwa yang menembak Brigadir J hanya dua orang, yakni dirinya dan Ferdy Sambo (kolase Youtube)

Kesaksian RR Tak Masuk Akal

Tak hanya menyoroti Bharada E, Martin Lukas Simanjuntak juga mengulas kesaksian Bripka RR.

Menurut Martin Lukas Simanjuntak, Bripka RR belum layak jadi justice collaborator LPSK dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

"RR menurut saya belum layak jadi JC ( justice collaborator). Karena kualitas keterangannya belum sempurna," imbuh Martin Lukas Simanjuntak.

Lagipula diakui Martin Lukas Simanjuntak, kesaksian Bripka RR yang mengaku tak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J adalah tak masuk logika.

Baca juga: Sebut Ada Upaya Ringankan Hukuman Ferdy Sambo, Sosok Ini Minta Masyarakat Waspada: Pergeseran Pasal

"Kualitas dari keterangan Ricky ini tidak masuk akal. Manakala dia mengatakan tidak melihat siapa yang menembak. Harusnya kalau memang Ricky benar-benar jujur, dia harusnya ingat siapa saja yang menembak. Ketika ditanyakan apakah FS menembak atau tidak dia tidak tahu, ini tidak masuk akal," ujar Martin Lukas Simanjuntak.

Mengurai nasihat kepada Bripka RR, Martin Lukas Simanjuntak meminta agar mantan ajudan Ferdy Sambo itu untuk bersikap jantan.

"Kalau mau jadi JC, harus gentle. Sampaikan siapa saja yang nembak. Kalau memang PC juga nembak ya sampaikan. Karena selongsong kan tidak bisa bohong. Kalau ada tiga jenis senjata kemungkinan tiga orang yang menembak atau satu orang megang dua senjata," kata Martin Lukas Simanjuntak.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved