Kode Keras AHY dan Anies Baswedan Bersatu di Pilpres Jadi Sorotan, Guru Besar UPI: Ada yang Kegeeran
Menurut Karim Suryadi, Anies Baswedan saat ini memang tengah jadi 'target' banyak partai politik jelang pemilu, termasuk AHY dari Partai Demokrat
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Menurut Prof Karim Suryadi, kode keras jika dua orang akan berkoalisi adalah saat mereka bertemu secara resmi.

Karenanya saat melihat pertemuan 'tak sengaja' AHY dan Anies Baswedan di acara kondangan tersebut menurut Prof Karim bukanlah sebuah kode untuk berkoalisi.
"Insidental yang kebetulan. Saya tidak percaya ini sebagai keputusan final (AHY dan Anies koalisi),"
Belum pasti berkoalisi, menurut Karim Suryadi, potret kebersamaan AHY dan Anies hanya sebuah momen saja.
"Ya hanya naksir-naksir aja ya, ada yang kegeeran, kan wajar," tegas Karim Suryadi.
Baca juga: Panas, Adian Napitupulu Serang Balik Sindiran AHY Soal BLT : Apa Itu Terjadi di Era SBY? Tidak Ada!
Kode Keras Koalisi
Lain Karim Suryadi, lain pula Effendi Gazali.
Pakar Komunikasi Politik ternama itu justru melihat ada hal lain yang ingin ditampilkan AHY dan Anies Baswedan dalam pertemuan itu.
Effendi Gazali rupanya memerhatikan posisi Anies dan AHY yang berdiri sejajar dengan para tokoh penting termasuk Surya Paloh.
"Kalau kita sekadar bilang ah ini kan silaturahmi, kebetulan di sebuah pernikahan, boleh aja. Tapi kalau lihat posisinya itu mereka berdiri bersama loh berlima menghadap kamera. Kenapa yang lain enggak ikut nimbrung ?" kata Effendi Gazali.
Menurut Effendi Gazali, ada gerakan taktis yang sedang dibangun AHY dan Anies Baswedan dalam momen pertemuan tersebut.
"Kita merasa Nasdem sudah kuat dengan Anies. Di samping kanannya ada JK, ini tokoh yang strategis dan taktis. Artinya ada gerakan taktis yang sedang terjadi di balik foto itu," ujar Effendi Gazali.
Baca juga: Santai Dibandingkan dengah AHY, Gibran Rakabuming : Beda Level
Kendati sebuah gerakan 'diam-diam', pertemuan Anies dan AHY itu menurut Effendi Gazali belum akan diumumkan dalam waktu dekat.
Sebab masih banyak pertimbangan AHY guna menentukan pasangannya kelak di Pilpres 2024.
"Ini kode keras tapi belum tentu kode cepat. Seberapa cepat itu dia akan mempengaruhi percepatan dari yang lain. Apa yang sedang ditunggu ? kalau menurut saya, mungkin sudah sampai pada posisi cawapres, apakah buat AHY atau konsentrasi buat wilayah Jawa Timur," kata Effendi Gazali.