Cerita Komar Sulap Sampah Plastik Jadi BBM, Andalkan Uang Saku Tak Membuatnya Putus Asa
Komar termotivasi dari kehidupan masa mudanya yang terbilang kelam, yang kerap kali membuang sampah plastik disekitaran lingkungannya.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Damanhuri
Bahkan, Solar buatannya ini, kata Komar kualitasnya lebih baik dibandingkan Solar yang biasa masyarakat beli di pom bensin.
Komar mengungkapkan, Solar buatannya ini kandungannya lebih ringan dibandingkan dengan Solar yang ada di SPBU.
"Udah diuji coba juga, dilihat mesinnya yang sudah dua tahun pemakaian itu gak ada kerak dimesinnya, yang masyarakat takutkan itu karena Solar buatan kami dari plastik nantinya akan banyak kerak dimesinnya, tapi itu nyatanya nggak," jelasnya.
Dalam produsinya, selama ini Komar hanya mengandalkan dari uang sakunya, yang di mana menurutnya setiap kali produksi mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu.
Saat ini, Komar pun masih berupaya untuk lebih memperkenalkan lagi temuannya ini kepada khalayak.
Bahkan, pada kesempatan ini, ia akan mencoba memperkenalkan dan menunjukannya ke pemerintahan Kota Bogor, yang di mana dirinya berharap Solar buatannya dapat dilirik dan lebih diperhatikan oleh pihak Pemerintah.
"Kami dari Rumah literasi Hijau pulau pramuka sebagai mitra dari Get plastic foundation, sudah mendapatkan manfaat dari mesin pirolisis pengubah plastik menjadi BBM jenis solar," katanya.
Keberadaan Komar di Kota Bogor ini, rencananya akan mengumpulkan 500 kilogram sampah plastik yang akan ia bawa ke Pulau Pramuka untuk diolah menjadi Solar.
Komar menambahkan bahwa dalam pengolahannya dari plastik menjadi BBM Solar ini membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 6 jam untuk hasil maksimal.
"Mudah-mudahan 500 kilogram ini dapat tercapai di Bogor, anak muda di Bogor, teman-teman adik-adik sekolah ayo coba kumpulkan sampahnya, kirim plastik selesai kalian kirim ke sini ke kantor TribunnewsBogor," jelasnya. (*).
