Insiden Arema FC Vs Persebaya
'Kalian Tak Bisa Sembunyi di Akhirat' Ucap Aremania yang Minta Pelaku Penembak Gas Air Mata Ngaku
Dibentuknya tim investigasi itu guna mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Penulis: yudistirawanne | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pemerintah telah membentuk Tim Pencari Fakta Kanjuruhan yakni Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
TGIPF bergerak dan berkoordinasi dengan tim investigasi yang dibentuk PSSI.
Dibentuknya tim investigasi itu guna mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dalam tragedi memilukan tersebut, sebanyak 131 orang meninggal dunia usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) yang berkesudahan 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Dikabarkan jika korban luka dan jiwa yang berjatuhan di Kanjuruhan itu tak terlepas dari tindakan represif aparat keamanan.
Aparat keamanan dikabarkan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton yang sebenarnya terdapat anak kecil, perempuan dan lansia.
Menyikapi hal tersebut, saksi mata kejadian yang merupakan Aremania, Rudi angkat bicara.
Rudi mengatakan, pada malam hari tersebut aparat keamanan bertindak berlebihan hingga memancing amarah suporter.
"Pemantik pertama itu adalah polisi bukan bikin save, tapi malah memukul," ucapnya berdasarkan tayangan tvOne, Selasa (4/10/2022).
"Nah akhirnya Aremania yang di atas tribun itu tak terima melihat teman-temannya dipukulin di lapangan. Akhirnya terjadilah pukul-pukulan antara Aremania dengan aparat," tambahnya.
Baca juga: Miris ! 3 Wanita Aremania Pingsan dalam Tragedi Kanjuruhan, Aksi Brimob Jadi Sorotan: Mereka Nolak
Lebih lanjut, Rudi mempertanyakan alasan aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
"Tapi kenapa gas air mata itu disemprotkannya ke tribun? Padahal di tribun itu banyak orang yang antre ingin keluar stadion bukan untuk melihat kericuhan tersebut," jelasnya.

Rudi juga meminta pelaku penembakkan gas air mata beserta yang memberikan instruksi penembakkan agar mengakui perbuatannya.
"Pesan saya, untuk pihak keamanan yang merasa menyemprotkan gas air mata atau yang memberikan komando segeralah mengakui perbuatannya," tegasnya.