Polisi Tembak Polisi
Sangsi dengan Pengakuan Putri Candrawathi Diperkosa Brigadir J, Pakar: Tangisan Manipulatif
Psikolog Forensik Reza Indragiri menyangsikan pengakuan Putri Candrawathi yang mengklaim bahwa dirinya diperkosa dan dianiaya oleh Brigadir J.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Psikolog Forensik Reza Indragiri menyangsikan pengakuan Putri Candrawathi yang mengklaim bahwa dirinya diperkosa dan dianiaya oleh Brigadir J.
Sebab menurut Reza Indragiri, korban pemerkosaan itu membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Namun pada faktanya, Putri Candrawathi hanya membutuhkan waktu dalam hitungan menit untuk bisa kembali bertemu dengan Brigadir J yang ia sebut pemerkosanya.
Dirinya pun menduga bahwa hal ini merupakan upaya atau strategi Putri Candrawathi untuk mendapatkan simpati dan keringanan hukuman dalam kasus pembunuhan Brigadir J tersebut.
"Salah satu cara atau strategi yang bisa dilakukan di ruang persidangan adalah dengan memainkan atribusi eksternal, yaitu bagaimana agar pertanggung jawaban itu digeser semaksimal mungkin ke pihak lain," kata Reza Indragiri dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Rabu (14/12/2022).
Atribusi eksternal yang dimaksud kata dia, yakni menggiring agar pihak lain itu salah dengar, pihak lain itu salah tafsir, dan pihak lain salah menjalankan perintah.
"Itu narasi-narasi yang saya pikir berulang kali coba diangkat baik oleh FS maupun kali ini oleh PC, yaitu atribusi eksternal," jelasnya.
Siasat lainnya yang juga diperagakan oleh PC dan FS yakni ironi fikinisasi, bagaimana seseorang yang saat ini berada pada kursi pesakitan berusaha untuk menggeser persepsi publik, berusaha untuk menggeser pandangan hakim bahwa dia sesungguhnya bukan pelaku, melainkan dia adalah korban.
"Andaikan tidak ada peristiwa kejahatan pendahuluan, tidak akan ada pembunuhan. Kurang lebih seperti itu, dua strategi yaitu atribusi eksternal dan ironi fikinisasi yang saya lihat sangat dominan mewarnai strategi atau siasat PC pada persidangan ini," ungkap dia.
Kemudian ia juga menyinggung soal pengakuan perkosaan yang diklaim oleh Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
Menurut Reza Indragiri, saking beratnya penderitaan yang dialami oleh korban perkosaan, sampai-sampai banyak orang menggunakan istilah khusus atau spesifik yaitu rape tauma syndrom.
"Istilah ini dipakai untuk menujukkan betapa trauma akibat perkosaan adalah trauma di atas trauma. Jadi kita bisa bayangkan proses penyembuhannya pun membutuhkan upaya yang luar biasa," beber Reza Indragiri.
Baca juga: Terindikasi Bohong, Ferdy Sambo Emosi Sebut Semua Pertanyaan Poligraf Titipan Penyidik: Bukan Fakta!
Ia pun menuturkan, ada tiga tahap pemulihan yang bisa dilalui korban perkosaan. Pertama korban harus memulihkan dulu keberaniannya, dengan kata lain dia harus bisa mengatasi ketakutan-ketakutannya.
"Kalau dia berhasil melalui tahap pertama ini, maka mungkin dia masuk ke tahap kedua yaitu mengumpulkan atau memulihkan kembali ingatan-ingatan dia terhadap peristiwa traumatik tersebut," lanjut dia.
Kemudian yang ketiga, yakni membangun kembali relasi sosial dengan orang-orang yang bisa dia percaya, bukan dengan orang yang dia sebut sebagai pelaku perkosaan terhadap dirinya.