Bawa Pesan Persatuan dan Kesatuan, CGM 2023 Bakal Kembali Digelar di Jalan Suryakencana Kota Bogor

Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dipastikan menjadi tempat penyelenggaraan BSF CGM yang kembali digelar offline ini.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Ketua panitia pelaksana BSF CGM 2023 Arifin Himawan saat dijumpai di Mako Polresta, Rabu (25/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh (CGM) 2023 dipastikan digelar secara meriah pada Minggu (5/2/2023) mendatang.

Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dipastikan menjadi tempat penyelenggaraan BSF CGM yang kembali digelar offline ini.

Lalu, apa pesan yang bisa diambil dari perayaan ini?

Cap Go Meh merupakan budaya etnis Thionghoa yang digelar rutin di Kota Bogor.

Di Kota Bogor, CGM ini digelar dengan beragam acara.

Semua masyarakat bisa menikmati setiap rangkaian CGM ini.

Ketua Pelaksana BSF CGM 2023 Arifin Himawan mengatakan, BSF CGM ini dimaknai sebagai keragaman budaya yang diikat dalam persatuan dan kesatuan.

Semua orang di Kota Bogor bisa menikmati setiap rangkaian acara yang akan digelar.

"Kalau kita perhatikan kan keberagaman itu banyak. Keberagaman suku, agama, budaya. Nah ini kita ikat dalam satu ikatan yaitu dengan persatuan dan kesatuan," kata Arifin Himawan dijumpai di Mako Polresta, Rabu (25/1/2023).

Rangkaian acara yang akan digelar ini, dipastikan menggunakan Jalan Suryakencana sebagai panggung utama.

Mulai dari acara doa bersama 6 agama, hingga arak-arakan barongsai dan liong.

"Kemudian kalau dari budaya, ini kan CGM kebudayaan orang Tionghoa. Orang Tionghoa itu punya budaya barongsai dan naga, sama joli-joli dan patung. Itu semua posisinya adanya di belakang, yang kita kedepankan adalah seni dan budaya," tambahnya.

Sejauh ini, kata Arifin, pesan keberagaman persatuan dan kesatuan dalam CGM tersampaikan.

Semua keragaman budaya yang diikat dalam persatuan dan kesatuan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masayarakat.

"Sejauh ini pesan itu tersampaikan. Karena tadi, dari panitianya juga bukan dari salah satu unsur suku tertentu, atau agama tertentu. Kalau dari sisi agama, ada yang katolik, kristen, budha, hindu ada juga yang islam, itu saja sudah menjadi miniatur. Lalu kalau kita lihat, penonton juga berbagai suku, juga ada disana tumpah ruah. Ini menunjukan panitianya miniatur kebersamaan," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved