Ramadhan 2023

Jejak Islam : Mengenal Sosok Mbah Falak, Pemberantas Praktik Perdukunan di Pagentongan Bogor

Jejak Islam : Salah satu tokoh penyebar agama Islam di Bogor yang namanya dijadikan nama jalan di Kota Bogor, KH. Tubagus Muhammad Falak bin Abbas

Editor: Tsaniyah Faidah
Ilustrasi : Imam Yunni
KH. Tubagus Muhammad Falak bin Abbas atau Mbah Falak adalah salah satu Jejak Islam sebagai penyebar agama islam di Bogor yang layak untuk disebut sebagai Pahlawan Nasional 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bogor tidak hanya dikenal dengan kuliner dan tempat wisatanya saja, Jejak Islam di Kota Hujan ini pun tak boleh dilewatkan untuk dikenali.

Salah satu Jejak Islam di Bogor yang cukup berpengaruh yakni cerita tentang salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam.

Tokoh yang menjadi Jejak Islam di Bogor tersebut adalah KH. Tubagus Muhammad Falak bin Abbas atau biasa dikenal dengan sebutan Mbah Falak atau Mama Falak.

Tokoh Jejak Islam ini lahir pada tahun 1842 di Banten. Semasa hidupnya Mbah Falak disegani oleh banyak orang, karena ia adalah mursyid tariqat dan pencetak ulama besar.

Beliau tidak hanya ahli zikir dan ilmu tarekat, namun juga ahli dalam ilmu Kasyaf dan Falak.

Itulah sebabnya, berkat kepintaran dalam cabang ilmu Kasyaf dan Falak, oleh Syekh Sayyid Afandi Turqi di Mekkah, beliau diberikan gelar ‘Falak’, hingga kemudian gelar itu populer dan melekat pada nama beliau.

Mbah Falak ini memulai pendidikannya dengan belajar baca tulis Al Quran, Sufi dan terutama pemantapan Aqidah Islam langsung kepada ayahnya, KH. Tubagus Abbas.

Saking cintanya pada ilmu agama beliau sampai pernah mengembara di usia yang sangat muda yaitu 15 tahun.

Ia berguru pada ulama Banten dan Cirebon untuk menuntut dan memperdalam ilmunya.

Pada usia 17 tahun tepatnya tahun 1857 untuk pertama kalinya beliau berangkat ke tanah suci untuk menimba ilmu selama kurang lebih 21 tahun.

Baca juga: Jejak Islam : Mengenal Mbah Dalem, Tokoh Sunda yang Berkontribusi Sebarkan Agama Islam di Bogor

Pada tahun 1878 beliau kembali ke tanah air, dan sempat tinggal di tempat kelahirannya yaitu Pandeglang Banten.

Di sana, ia mendapat kepercayaan memimpin Pondok Pesantren Sabi yang ditinggalkan sang ayah.

Tetapi seperti perjalanan seorang mubalighin pada umumnya, aktivitas dakwah dan tablignya untuk menyebarkan dan menyiarkan agama Islam tidak akan terhenti sampai di sana.

Sebagai wujud untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmunya, sejak tahun itu beliau mulai aktivitas tablig dan dakwah secara bertahap.

Dimulai dari daerah Pandeglang, Banten hingga sampai ke Pagentongan Bogor.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved