Jejak Islam : Mengenal Sosok Mbah Falak, Pemberantas Praktik Perdukunan di Pagentongan Bogor

Mbah Falak datang ke Pagentongan, Bogor Barat, Kota Bogor sekira tahun 1878.

Dimana pada masa itu masyarakat Pagentongan masih kental diwarnai kultur kehinduan.

Bahkan sebagian besar dari mereka masih akrab dengan praktik perdukunan, seperti teluh, santet, pelet, dan segala bentuk ilmu guna-guna lainnya.

Baca juga: Jejak Islam : Menilik Sejarah Masjid Al-Mustofa, Tertua di Bogor dengan Arsitektur Unik

Berkat kegigihan, ketulusan, dan kesabaran dalam menyiarkan agama Islam yang dilakukan oleh Mbah Falak, perlahan-lahan pengaruh animisme itu mulai terkikis dan ditinggalkan oleh masyarakat di sana.

Hingga akhirnya masyarakat Pagentongan menjadi masyarakat Islami.

Beberapa ulama besar termasuk para habib di Nusantara, memberikan pengakuan bahwa Mbah Falak merupakan seorang waliyullah.

Hal itu pernah disampaikan oleh Habib Umar Al Atas Bin Muhammad, Habib Soleh Tanggul Jawa Timur, dan Habib Ali Al Habsyi Kwitang Jakarta.

Mbah Falak wafat tahun 1972 di usianya yang ke-130 karena sakit ringan, dan ia dimakamkan di area komplek pondok Pesantren Al Falak yang tidak jauh dari masjid Al Falak.

Alasan mengapa Mbah Falak ini layak disebut Pahlawan Nasional dikarenakan telah terbukti memberikan dampak luar biasa bagi perjalanan Bangsa Indonesia.

Kyai pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Al Falak, Pagentongan, Kota Bogor ini juga dikenal sebagai aktivis dan tokoh spiritual dalam pergerakan menentang penjajahan di Nusantara.

Apresiasi kepada Mbah Falak juga dibuktikan dengan adanya nama beliau di Jalan Kota Bogor.

Wali Kota Bogor telah secara resmi menetapkan nama KH. Tubagus Muhammad Falak menjadi nama jalan di Bogor, tepat pada Hari Santri Nasional, Kamis, 22 Oktober 2020.

Hal ini membuktikan Pemkot Bogor tidak melupakan jasa-jasa Mbah Falak.

(Tribunners/Fanny Anggraeni)