Pelajar SMA Tewas Dibacok

17 Hari Berlalu, Warga Sulit Melupakan Detik-detik Pelajar Tewas Dibacok di Simpang Pomad Bogor

Kasus pembacokan yang menewaskan seorang pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, masih menemui kendala.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Lokasi tewasnya pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor di Simpanh Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Senin (27/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Kasus pembacokan yang menewaskan seorang pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, masih menemui kendala.

Kendala itu yakni belum ditangkapnya pelaku utama berinisial ASR alias Tukul.

Artinya, sudah 17 hari semenjak peristiwa pilu tersebut, Tukul masih belum diketahui keberadaannya.

Namun, dua orang rekannya kini telah lebih dulu berhasil ditangkap di wilayah Lebak Banten, serta Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Kejadian ini pun menjdi catatan kelam dunia pendidikan di Kota Bogor.

Tidak hanya menjadi catatan kelam di dunia pendidikan, kejadian ini pun menjadi catatan tersendiri bagi Pemkot Bogor yang tengah menggaungkan visi Kota Ramah Keluarga.

Kejadian nahas yang juga kelam ini pun masih diingat oleh warga sekitar yakni Sobur.

Baca juga: UPDATE Kasus Pelajar Bogor Dibacok, Pelaku 17 Hari Masih Buron, Orangtua Korban Kecewa Gara-gara Ini

Sobur yang juga seorang tukang ojek pangkalan di sekitaran tempat tewasnya pelajar ini masih terus terbayang kejadian tersebut.

"Masih keinget terus soal kejadian ini. Saya soalnya lihat banget waktu dia jatuh dan posisi sudah berdarahnya," kata Sobur saat dijumpai TribunnewsBogor.com di Simpang Pomad, Senin (27/3/2023).

Kejadian saat pelajar ini bersimbah darah pun sempat mengagetkan dirinya yang saat itu diakui olehnya baru sampai mengantar penumpang.

"Waktu itu saya baru sampai antar penumpang. Pas sampai sini (gapura lokasi tewasnya pelajar) sudah bersimbah darah," ungkapnya.

Selain teringat kejadian nahas itu, akui Sobur, dirinya menyesali sampai saat ini sebab saat kejadian tidak melihat langsung.

Kalau melihat langsung, akui dirinya, pelaku bakal dikejar sampai kapanpun.

"Kalau saya lihat langsung saya bakal kejar itu pelaku. Kemanapun istilahnya saya kejar. Sayangnya saya lagi nganter penumpang saat itu," ungkapnya.

Baca juga: Tukul Pembunuh Pelajar SMK di Kota Bogor Masih Buron, Ini Alasan Polisi Kesulitan Tangkap Pelaku

Namun, penyesalan tersebut sedikit terobati pasalnya dirinyalah yang menyetop ambulans yang mengarah dari arah Kota Bogor.

Saat di sekitaran tempat kejadian tewasnya pelajar, ambulans itu distop olehnya.

"Alhamdulilahnya saya itu waktu kejadian nyetop ambulans. Biar langsung ditangani," tambahnya.

Pasca kejadian, saking tangkasnya, kata Sobur, semua ojek pangkalan beserta pengamen di Simpang Pomad ini langsung dipinta uang seikhlasnya.

Dengan tujuan, sambung Sobur, untuk membantu keluarga korban saat itu.

"Saya kumpulin kan. Walaupun sedikit kita dari sini ada empatinya terhadap korban," katanya.

Baca juga: Sanksi Sekolah Pelaku yang Tewaskan Pelajar di Simpang Pomad Belum Jelas, Wagub Jabar: Harus Rapat

Meski begitu, 17 hari pasca kejadian nahas yang diingat olehnya tak berarti ketika pelaku utama masih buron.

Dirinya menginginkan agar pelaku utama dengan inisial Tukul ini segera ditangkap.

"Saran saya sih keluarga pelakunya aja terus kasih pertanyaan. Ibaratnya ikan, kalah udah habis makannya pasti muncul ke atas. Kayanya sih sama keluarganya ini disembunyikan mungkin," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved