Viral Pengobatan Ida Dayak

Keberadaan Ida Dayak Dipertanyakan Usai Pengobatannya Viral, Video Terbaru Sang Wanita Sakti Diserbu

Keberadaan Ida Dayak kini dipertanyakan usai pengobatannya viral. Video terbaru Ida Dayak di kanal media sosial resminya pun ramai diserbu netizen

|
Penulis: khairunnisa | Editor: Yudistira Wanne
Youtube channel petualang ibu dayak
Keberadaan Ida Dayak kini dipertanyakan usai pengobatannya viral. Video terbaru Ida Dayak di kanal media sosial resminya pun ramai diserbu netizen 

Menurut Irma, keviralan Ida Dayak adalah karena sang wanita 51 tahun itu punya berkah dari Tuhan.

"Pengobatan ibu Dayak menurut aku sangat istimewa. Dan aku takjub banget, videonya masuk ke beranda aku, yang lumpuh bisa langsung disembuhkan beliau. Itu adalah pengobatan alternatif yang memang tidak semua mendapatkan berkah seperti itu," kata Irma Darmawangsa dalam tayangan Intens Investigasi.

Minyak Bintang ramuan sakti yang digunakan oleh Ida Dayak ternyata memiliki berbagai khasiat yang dipercaya oleh masyarakat suku Dayak, bahkan minyak ini juga sudah menjadi kepercayan soal penyembuhannya sejak zaman dahulu yang diwariskan secara turun menurun
Minyak Bintang ramuan sakti yang digunakan oleh Ida Dayak ternyata memiliki berbagai khasiat yang dipercaya oleh masyarakat suku Dayak, bahkan minyak ini juga sudah menjadi kepercayan soal penyembuhannya sejak zaman dahulu yang diwariskan secara turun menurun (Istimewa/kolase)

Setali tiga uang dengan Irma, paranormal dan ahli metafisika Ki Kusumo pun turut menanggapi keviralan Ida Dayak.

Diungkap Ki Kusumo, kemampuan Ida Dayak mengobati pasien adalah karena kuasa Tuhan.

"Saya lihat dari media sosial, luar biasa, dia melakukan pengobatan gratis, dan yang diobatinya juga sebagian besar sembuh, ya itu kuasa Tuhan," ucap Ki Kusumo.

Baca juga: Bahaya Teknik Pengobatan Ida Dayak Diungkap Sejumlah Dokter, Kondisi Saraf dan Otot Bisa Rusak

Ditanya soal aliran, Ki Kusumo menyebut Ida Dayak hanya membawa ciri khas dari daerah asalnya yakni Kalimantan Timur.

"Itu aliran beliau, saya lihat orang di Indonesia luas punya tata cara sendiri-sendiri. Tiap suku, tiap daerah tertentu punya tata cara, ada aliran khusus yang membuat mereka memiliki sesuatu, kekuatan alam semesta dari ilahi Rabbi, jadi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain," akui Ki Kusumo.

Berbeda dengan dua opini di atas, dokter spesialis justru kontra dengan pengobatan Ida Dayak.

Dokter Spesialis Ortopedi bernama Harry Jonathan bahkan menyangsikan pengobatan yang dilakukan Ida Dayak.

Sebab menurutnya, tak semua penyakit patah tulang atau keseleo harus mendapatkan perlakuan yang sama.

Beberapa dokter ahli mulai angkat bicara soal fenomena teknik pengobatan yang dilakukan oleh Ida Dayak.
Beberapa dokter ahli mulai angkat bicara soal fenomena teknik pengobatan yang dilakukan oleh Ida Dayak. (Kolase)

"Kalau kita melihat gerakan seperti itu, seorang dokter pasti akan merasa ngilu, sakit. Karena kondisi kelainan atau deformitas itu penyebabnya banyak. Bisa karena kelainan lahir, ada patah tulang, stroke, tapi di sini itu semua harus kita teliti apa penyebabnya lalu kita putuskan tindakan. Sedangkan di sini dipaksa untuk diluruskan," ujar Harry Jonathan dikutip TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube TvOneNews pada Rabu (5/4/2023).

Karenanya, dr Harry pun memberi peringatan kepada masyarakat terkait pengobatan Ida Dayak.

Jika seseorang dalam kondisi patah tulang, bengkok atau keseleo, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan rontgen.

Namun jika para pasien tersebut dipaksakan untuk tulangnya diluruskan seperti metode Ida Dayak, maka menurut dr Harry akan ada bahaya jangka panjang.

Yakni saraf hingga otot pasien bisa rusak.

"Di sini tulang dan sendi, manipulasi yang dilakukan di sini adalah sendinya. Dan manipulasi yang dilakukan di tulang. Sebenarnya untuk bisa melakukan ini, kita harus tahu kondisi di dalamnya seperti apa, rontgennya seperti apa. Karena jika kita paksakan, tulangnya lurus, tapi kondisi saraf dan otot bisa rusak," ungkap Harry Jonathan.(*)

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved