Baru Terkuak Alasan Pria Obesitas 300 Kg Ogah Berobat Usai Alami Kecelakaan, Fajri Trauma Karena Ini

Sempat menolak, Fajri pun akhirnya berhasil dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan intensif sejak Rabu (7/6/2023) lalu.

Editor: khairunnisa
TribunJakarta.com
Akhirnya meninggal dunia, terungkap penyebab awal Fajri ogah ke rumah sakit padahal ia menderita obesitas ekstrem 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Baru terungkap alasan Muhammad Fajri, pria obesitas 300 Kg ogah dibawa ke rumah sakit.

Tetangga Muhammad Fajri (26), Suherman (58) mengungkapkan alasan pria obesitas 300 Kg itu sempat menolak ke rumah sakit saat mengalami kecelakaan pada delapan bulan lalu.

Padahal, Fajri mengalami luka serius di bagian kaki.

Namun, trauma masa lalu yang membuat Fajri enggan menjalani perawatan medis di rumah sakit dan klinik.

Diketahui, Muhammad Fajri bersama ibunya tinggal di sebuah rumah yang ada di Kampung Pedurenan, RT 005/RW 002, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, bersama ibunya.

Suherman pun mengungkapkan trauma masa lalu Fajri ditinggal ayahanda membuat pemuda tersebut menolak ajakan untuk berobat ke rumah sakit.

"Sebagai tetangga, saya sudah sering bujuk dia buat berobat, karena kasihan liat kondisinya begitu. Tapi katanya Fajri trauma ke rumah sakit, karena ayahnya dulu meninggal," kata Suherman, Kamis (23/6/2023).

"Fajri sampai bilang 'kalau ke rumah sakit mending sekalian mati aja dah', begitu jadi kami juga bingung," terangnya.

Fajri pun akhirnya berhasil dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan intensif sejak Rabu (7/6/2023) lalu.

Selanjutnya pada Jumat (9/6/2023) malam, Fajri pun dirujuk menuju RSCM dengan dibantu pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.

Suherman pun mengaku terkejut saat mendapatkan pesan Fajri meninggal dunia di RSCM.

Apalagi, Suherman sehari-hari kerap membantu kebutuhan Fajri sehari-hari.

Baca juga: TERKUAK Penyebab Fajri Pria Obesitas 300 Kg Meninggal Dunia, Kenali Penjelasan & Gejala Syok Septik

Suherman mendapat kabar duka itu pada dinihari tadi, sekira pukul 02.00 WIB lewat pesan singkat yang dikirim oleh ibunda Fajri.

"Saya tau kabar kalau Fajri meninggal dunia itu dari anak saya, lewat pesan WhatsApp sekira pukul 02.00 WIB dinihari tadi," ujar Suherman.

"Pas dikasih tau sama anak saya, jujur saya kaget, enggak menyangka kalau Fajri sudah berpulang ke pangkuan Maha Kuasa," sambungnya.

Mengetahui kabar duka di waktu dinihari tersebut, Suherman sempat terjaga dari tidurnya. Sebab, masih mengira akan ikut membantu keluarga mempersiapkan rumah duka.

"Tapi isi pesannya hanya kabar duka itu saja, enggak ada minta tolong beresin rumah duka atau gimana, makanya saya pikir berarti Fajri langsung dimakamkan," kata dia.

"Karena semenjak Fajri dibawa ke RSUD Kota Tangerang, rumahnya itu kosong, hanya kakaknya saja sempat beberapa kali datang untuk memperbaiki jendela dan pintu yang sempat dijebol waktu proses evakuasi dulu," imbuhnya.

Cara Petugas Makamkan Fajri Pria 300 Kg,
Cara Petugas Makamkan Fajri Pria 300 Kg, (Tribun Jakarta)

Lebih lanjut Suherman pun menceritakan, momen mengenang Fajri semasa hidupnya.

Ia menjelaskan, Fajri mulanya merupakan warga asli Manggarai, Jakarta. Namun, ia dan ibunya pindah ke Kota Tangerang dan lebih dulu menempati rumah di kawasan Larangan, sebelum akhirnya tinggal di Kampung Pedurenan.

Awal mula tinggal sebagai warga baru di Kampung Pedurenan, Fajri dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, serta pekerja keras.

"Ibunya Fajri itu istri ke dua dan anaknya hanya Fajri seorang, mungkin karena tidak mau merepotkan keluarga makanya mereka pindah dari Manggarai ke Tangerang," tuturnya.

"Fajri itu sosok yang baik, gampang bergaul atau sosialisasi dengan warga sekitar dan pekerja keras, karena dia bekerja di biro jasa," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Gejala Syok Septik, Penyebab Fajri Pria Obesitas 300 Kg Meninggal, Dokter Beberkan Kendala

Perjuangan Fajri Bertahan Hidup di RSCM

Perjuangan Muhammad Fajri (26) untuk bertahan hidup di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) tak main-main.

Di saat-saat terakhir hidupnya, Fajri harus memakai alat bantu pernafasan ventilator karena sesak nafas yang dialaminya semakin berat.

Ia juga harus mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan nyeri akibat proses pemasangan ventilator.

Bahkan, Fajri sampai tak sadarkan diri ketika alat itu dipasang di tubuhnya.

"Saat dipasang ventilator itu beliau mendapatkan obat-obatan karena proses pemasangan ventilator itu adalah proses yang cukup nyeri dan tidak enak ya sehingga kita harus memberikan obat-obat," Dokter Sidharta Kusuma Manggala, dokter spesialisasi anastesi RSCM, Kamis (22/6/2023).

Fajri pemuda yang dikenal tak mau merepotkan tetangganya itu meninggal dunia pada Kamis dini hari.

Ia menghembuskan nafasnya di hadapan keluarga yang menemaninya di Gedung A rawat inap RSCM.

"Kita usahakan oleh tim ternyata tadi malam pada 01.25 WIB almarhum tuan MF berpulang ke rahmatullah di hadapan keluarga dan diterima dengan baik oleh pihak keluarga," kata Plt Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dokter Renan Sukmawan.

Sidharta mengatakan, Fajri meninggal karena komplikasi yang dialaminya.

Sejak dibawa ke RSCM, kondisi kesehatan Fajri memang sudah cukup parah.

"Jadi memang sebulan ini, memang pasien MF memang sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya," katanya.

Di sisi lain, infeksi di kaki Fajri juga semakin berat. Kondisinya diperburuk karena juga ada infeksi di bagian paru-parunya.

Salah satu perjuangan yang tak mudah bagi Fajri semasa hidupnya adalah mandi. Dengan bobot 300 Kg, Fajri menghabiskan waktu hingga 2 jam hanya untuk mandi.
Salah satu perjuangan yang tak mudah bagi Fajri semasa hidupnya adalah mandi. Dengan bobot 300 Kg, Fajri menghabiskan waktu hingga 2 jam hanya untuk mandi. (Kolase Tribun)

"Kemudian infeksi ini kita bisa bilang menimbulkan kejadian yang namanya syok sepsis yang mungkin sudah dijelaskan tadi syok sepsis.

Nah syok sepsis ini adalah suatu keadaan dimana terjadi respons tubuh terhadap infeksi yang berat, nah infeksi yang berat ini kita atasi dengan pemberian antibiotik," paparnya.

Sidharta menjelaskan ciri-ciri dari syok sepsis yang dialami Fajri yakni adanya kegagalan organ.

"Jadi dia mulai gagal organ jantungnya kemudian pembuluh darahnya, kemudian tekanan darahnya mulai turun, ginjalnya bermasalah juga karena syok sepsis karena sptic aking, kita kemudian lakukan dengan terapi pengganti ginjal," ujarnya.

Tak berhenti di situ, rupanya Fajri juga mengalami masalah pada pencernaannya.

"Sehingga kita bisa bilang bahwa akibat dari infeksi tadi itu mengakibatkan kegagalan organ tubuh namanya multi organ disfungtion sindrom.

Nah ini yang membuat kondisinya semakin menurun, dan memang pada akhirnya tadi malam kami sudah tidak bisa mempertahankan kondisi beliau lagi," ujar Sidharta.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terkuak Trauma Masa Lalu Buat Fajri Pria Obesitas 300 Kg Tolak ke RS Saat Alami Kecelakaan

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved