Sisi Lain Jembatan Cikereteg Bogor, Mitosnya Kuat, Ada Gonggo Burung yang Disakralkan

Penduduk sekitar Jembatan Cikereteg memiliki mitos kental terkait sebuah terowongan yang konon telah dibangun sejak 315 tahun lalu.

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Jembatan Cikereteg pada Malam Hari, Rabu (18/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Penduduk sekitar Jembatan Cikereteg memiliki mitos kental terkait sebuah terowongan yang konon telah dibangun sejak 315 tahun lalu.

Ketua RT. 02/04 sekitar Jembatan Cikereteg, Ridwan (41) menjelaskan, terowongan tersebut dikenal dengan nama Gonggo Burung.

Menurutnya di Gonggo Burung tersebut selain dihuni oleh hewan terbang dan cukup disakralkan.

"Gonggo Burung itu kaya terowongan air yang katanya dulunya itu banyak burung dan kelalawar pada tinggal disitu. Ada sejak 1708. Sampai saat ini masih ada di bawah Jembatan Cikereteg itu ada Gonggo Burungnya, itu yang disakralkan," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, (19/7/2023).

Selain dihuni oleh hewan kelas Aves, disakralkannya Gonggo Burung pun karena menurutnya memiliki penunggu berupa makhluk tak kasat mata.

"Kalau menurut kepercayaan masyarakat sekitar ya itu berkaitan dengan mistis," imbuhnya.

Sebelum dibuka, Jembatan Cikereteg kerap kali alami longsoran terus-menerus yang mengakibatkan lalu lintas di Jembatan Cikereteg sering kali terganggu.

Longsoran di bawah Jembatan yang terjadi terus-menerus itu menurut ketua RT setempat menjadi pembahasan menarik dikalangan masyarakat setempat.

Tak jarang juga masyarakat sekitar Jembatan Cikereteg mengaitkannya dengan makhluk penunggu Gonggo Burung tersebut.

Bahkan masyarakat setempat khawatir setelah Jembatan Cikereteg itu rampung ditakutkan memakan korban, mengingat sebelumnya Jembatan yang saat sedang dibangun itu dulunya bukanlah sebuah Jembatan.

"Longsor yang sering terjadi si kalau pandangan masyarakat sekitar si ada kaitannya dengan Gonggo Burung, sebab kata orang kesepuhan itu berat. Takutnya setelah jembatan beres malah ada korban," tandasnya.

Menurutnya penghuni tak kasat mata yang menempati Gonggo Burung tersebut tidak mau Jalan itu diubah menjadi sebuah jembatan, sebab apabila jalan diubah menjadi jembatan maka harus ada sesuatu yang dikorbankan.

"Sebab mau bagaimanapun juga penghuni disitu nggak mau dibikin jembatan, karena awalnya bukan jembatan. Sebab ketika dibangun jembatan namanya juga baru pasti ada yang korbankan," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved