Nasib Pedagang Leupeut di Caringin Bogor, Tak Bisa Tebus Ijazah SMA Sang Adik Karena Jualan Sepi

Leupeut jualannya yang merupakan warisan keluarga, dahulunya sangat berjaya yang kini hanya tinggal nama dan kenangannya saja.

|
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Siti Aimah (30) Kesulitan Tebus Ijazah Sekolah Adiknya Akibat Menurunnya Omset Dagangan Leupeut, Senin (24/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Pedagang Leupeut di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor atau di sekitaran Jembatan Cikereteg merupakan pedagang yang sudah membudaya secara turun-temurun, Senin (24/7/2023).

Salah satu pedagang Leupeut di daerah tersebut ialah Siti Aimah (30).

"Ini (Leupeut) mah sudah turun-temurun, sudah puluhan tahun," kata Siti Aimah.

Dirinya menceritakan kepada TribunnewsBogor.com kalau hasil jaualan Leupeutnya untuk menghidupi 2 adik dan 2 anaknya.

"Jadi saya mah jualan 24 jam ya, adek-adek saya itu ikut bantuin jualan malam jadi saya bantuin juga buat biaya sekolah. Kalau nggak 24 jam mungkin angkat tangan buat biaya sekolah," ujarnya.

Selain itu dirinya juga turut bercerita tentang kesulitan yang dialaminya saat ini. Leupeut jualannya yang merupakan warisan keluarga, dahulunya sangat berjaya yang kini hanya tinggal nama dan kenangannya saja.

Ia mengaku untuk makan saja tak jarang dirinya kesulitan, sampai puncaknya ia tidak bisa menebus ijazah sekolah adiknya akibat tunggakkan di sekolahnya yang hingga kini belum bisa dirinya tebus.

"Jujur sampai sekarang saya masih punya tunggakkan ke sekolah SMK (SMK Humanika) yang baru tahun ini adik saya lulus, tapi masih punya tunggakkan karena dari 6 bulan kejadian ini saya nggak bisa menutupi biaya sekolah, ijazah belum tebus sampai sekarang tunggakkannya nyampe 3 jutaan," paparnya.

Dari ijazahnya yang belum ditebus itu menguat adiknya hingga saat ini belum bisa mendapatkan pekerjaan, sebab menurutnya cukup sulit melamar pekerjaan apabila tidak ada ijazah.

"Pengen kerja, pengen lamar tapi susah, karena ijazahnya belum ada," ungkapnya.

Menurutnya kesulitan ekoni tersebut akibat imbas adanya pembangunan Jembatan Cikereteg sehingga membuat beberapa langganannya enggan kembali membeli Leupeut buatannya.

"Baru lulus tahun lalu, ini efek pembangunan Jembatan Cikereteg. Kalau efek tol ya jujur masih ada lah langganan satu dua ke sini lewat, semenjak jalan ambruk langganan saya bubar," tandasnya.

Dengan kondisi yang sangat memprihatikan, saat ini dirinya merasa dilematis ketika harus memikirkan adeknya dan anak-anaknya, karena kondisi saat jualannya saat ini tidak seramai dulu.

"Kalau adek yang pertama lancar-lancar aja sekolah karena nggak ada kendala dari jalan, langganan masih ada, kalau adek yang ini (kedua) kasian. Apalagi anak saya yang mau SMP, karena saya gak tau kedepannya gimana karena sekarang aja kondisinya begini," tandasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved