Breaking News

Sisi Lain Bogor

Sejarah dan Fakta Kampung Janda di Ciburayut Bogor, Berawal Dari Bencana Alam 10 Tahun Lalu

menurutnya stigma tersebut tidak berlandas pada data yang akurat. Sebab realitanya jumlah janda dan tingkat pernikahan dini di kampung tersebut tidak

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Sekretaris Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor, Warisman Rifai, Kamis (10/8/2023). Cerita soal Kampung Janda hanya stigma. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu TopamiĀ 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIGOMBONG - Kampung Panyarang atau yang dikenal dengan Kampung Janda ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang.

Kampung Janda ini terletak di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, tepatnya perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Di Desa Ciburayut ini memiliki delapan kampung dalam 8 RW dan 48 RT.

Salah satu dari kampung tersebut bernama Kampung Janda.

Konon, pada beberapa tahun lalu banyak yangmengatakan kalau kampung ini mayoritas dihuni oleh kaum hawa.

Sekretaris Desa Ciburayut, Warisman Rifai mengungkapkan, mulanya para laki-laki di Kamung Janda ini bekerja di galian tanah untuk membuat batako dan bata pres.

Lalu, di Kampung Janda terjadi bencana alam yang mengakibatkan dua warga meninggal dunia.

"Betul stigma itu pernah ada, sekitar 10 tahun lalu kalau gak salah, di salah salah satu kampung itu sempat ada bencana alam, sebenarnya korbannya tidak banyak hanya ada satu, dua korbannya," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023).

Bahkan, menurutnya banyak isu soal bencana alam di Kampung Janda itu terjadi setiap tahunnya.

Iapun menampik soal isu tersebut, bahwa kata Warisman Rifai bencana alam di Kampung Janda hanya terjadi sekali saja saat itu.

Rumor itulah yang membuat banyak orang berfikir para suami di Kampung Janda ini meninggal akibat bencana alam.

"Kemudian bencana alam itu tidak tiap tahun, hanya itu saja. Nah dari situ dirumorkan bahwa di kampung itu sering terjadi bencana di galian C yang mengakibatkan banyaknya janda yang ditinggal suaminya," ungkapnya.

Baca juga: Ditangkap Karena Edarkan Obat Terlarang, Janda Muda Asal Sukabumi Ini Malah Tersenyum

Menurutnya, dikenalnya sebagai Kampung Janda ini hanyalah stigma orang saja.

Faktanya, kata Warisman Rifai para suami yang meninggal di lubang galian C itu sangat sedikit.

"Persoalan kampung janda itu sebenarnya hanya stigma saja, isu. Sebab kalau disebut kampung janda itukan harus mayoritas ya, 50+1 ini mah sedikit jumlahnya juga tidak berbeda jauh dengan kampung-kampung yang lainnya," lanjutnya.

Banyaknya janda di kampung ini juga bukan hanya ditinggal wafat oleh sang suami saja.

Namun, banyak faktor yang membuat wanita di kampung ini jadi menjanda.

"Dan jandanya pun variatif, ada yang tinggal karena sudah tua, ada yang memang janda akibat cerai, ya normal-normal saja," kata Warisman Rifai.

Saat ini, galian C di Kampung Janda sudah tidak ada.

Kantor Desa Ciburayut
Kantor Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Kamis (10/8/2023).

Sejak rumor itu beredar dan terbilang cukup membahayakan keselamatan, galian C itu perlahan ditinggalkan oleh para penambang.

Diketahui, galian C ini merupakan tambang yang di dalamnya terdapat tanah, pasir, kerikil, batu gamping, marmer, kaolin, granit dan jenis lainnya.

Selain itu, galian C ini juga identik dengan tambang rakyat, yang dimana izinnya akan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

"Nah sekarang galian itu sudah tidak ada, tidak adanya galian tersebut karen lambat laun ditinggalkan, karena galian itu merupakan bahan material untuk pembuatan batako, bata press. Seiring berjalannya waktu sekarang sudah pada pakai hebel, artinya peminat batako itu sudah berkurang dan tanahnya juga sudah mulai habis, sudah berubah menjadi danau, sudah tidak bisa digunakan lagi," paparnya.

Bahkan, Kampung Janda ini banyak dibicarakan soal angka pernikahan dini yang tinggi.

Dengan adanya stigma itu, iapun kembali berdalih bawa pernikahan dini memang banyak terjadi di setiap desa.

Baca juga: Gaya Pacar Janda Purwakarta, Baru Nikah Setelah Ibunya Sembuh, Disuruh Cari Gadis Tinggalkan Teh Nde

"Berangkat dari situ pernah dirumorkan kembali pernikahan dini, waktu zaman itu ya. Kita akui juga ada pernikahan dini. Tapi sama saja, disetiap desa lain juga ada kan, tapi kan bukan di kita aja," terangnya.

Menurutnya stigma tersebut hanya kabar burung saja, yang dimana tak berlandas pada data yang akurat.

Warisman Rifai menegaskan, jumlah janda dan tingkat pernikahan dini di kampung tersebut tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya.

"Cuman ya berangkat dari awal begitu gak tahu datanya dari mana dan yang pasti bukan banyak janda-janda muda tidak. Normal saja seperti kampung-kampung lainnya," tandasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved