Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Banyak Tanaman Mati Akibat Kemarau, Taman di Kota Bogor Disiram Air 3 Kali Sehari

Musim kemarau yang masih terjadi ini membuat tim perawatan tanaman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor bekerja ekstra.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Penyiraman tanaman lebih ekstra oleh Disperumkim Kota Bogor karena terdampak kemarau, Selasa (15/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Musim kemarau masih melanda sejumlah wilayah di Kota Bogor.

Musim kemarau yang masih terjadi ini membuat tim perawatan tanaman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor bekerja ekstra.

Tim Disperumkim Kota Bogor bekerja ekstra salah satunya dalam pekerjaan penyemprotan serta penyiraman tanaman kota.

Pelaksana Penyiraman pada Disperumkim Kota Bogor, Jaenal Supriyatna mengatakan, bahwa penyiraman bisa dilakukan tiga kali dalam sehari.

"Cuaca seperti sekarang ini kita rutin setiap hari melakukannya (penyiraman). Kita lakukan sekarang pagi, sore, dan malam. Untuk penyiraman yang rutin kita lakukan di Tugu Kujang, kemudian exit tol, lalu ke Bogor Timur," kata Jaenal dijumpai di areal taman Exit Tol Bogor, Selasa (15/8/2023).

Jaenal menambahkan, penyiraman yang rutin kali ini dilakukan untuk tetap membuat segar tanaman yang ada.

Jika tidak dilakukan, tanaman kota ini akan cepat mati pasalnya sinar matahari dirasa dua kali lipat lebih panas.

"Dari segi matahari yang panas ini ada banyak tanaman yang mati. Tapi, kita sekarang kita harus ekstra. Sementara kita rutin," tambahnya.

Biasanya, sebelum musim kemarau yang terjadi, Disperumkim tidak terlalu bekerja ekstra lebih keras untuk menyiram.

Hanya sekali dalam sehari biasanya penyiraman dilakukan.

Disinggung soal stok pasokan airnya sendiri, kata Jaenal, saat ini masih terbilang aman.

"Stok air kita kan 5.000 liter dalam sehari. Tapi, untuk stok air sendiri masih terbilang aman. Karena kita kan stok air sendiri dari PDAM," jelasnya.

Sementara itu, Analis Kebijakan pada Disperumkim, Coki I H Rambe mengatakan, perawatan yang lebih ekstra ini karena risiko dari tanaman itu sendiri.

Jika tidak dirawat ekstra, ketika peralihan kembali ke musim hujan, dapat membahayakan.

"Dalam masa kemarau ini tim pemeliharaan Disperumkim lebih ekstra jadinya. Tapi kita lakukan perawatan terus. Karena kondisi setelah musim kemarau kan bahaya juga," kata Coki dijumpai di Malabar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved