Tekad Nuryadin Mantan Pecandu Asal Cikaret, Ingin Masyarakat Bogor Bebas Narkoba

bukan tugas yang sangat ringan untuk mengingatkan warga bahaya dari narkoba sendiri. Diakui olehnya, meski Gang Madrasah dijaga ketat saat ini olehnya

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Nuryadin, saat aktif melakukan sosialisasi bahaya narkoba di Kota Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Nuryadin, warga Gang Madrasah, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, terus aktif sosialisasi bahaya penggunaan narkoba ke daerah-daerah di Kota Bogor.

Dirinya yang didaulat menjadi Satgas bebas narkoba di kampungnya, ingin sekali menularkan virus anti narkotika ke wilayah lainnya.

Ternyata, dirnya yang aktif sosialisasi bahaya penggunaan narkotika tak terlepas dari dirinya yang juga mantan pemakai narkotika.

Yadin, sapaan akrabnya, masih ingat betul dirinya terjerembab dunia hitam narkotika.

Sejak tahun 1998, Nuryadin aktif menjadi pemakai ganja sejak ia kuliah di Jakarta.

"Saya pakai narkoba tahun 1998, berhenti total tahun 2014," kata Nuryadin kepada TribunnewsBogor.com saat sosialisasi bahaya narkotika di Cibuluh.

Saat di Jakarta, Nuryadin mendapat barang haram itu dengan sangat mudahnya.

Bahkan, tidak hanya memakai, dirinya pernah ikut andil menjadi kurir barang haran di wilayah Jakarta.

Saya pemakai, karena saya dulu kuliah di Jakarta. Di Jakarta kan dulu dapat barang banyak gampang, kalau pulang ke Bogor, saya edarkan di Bogor. Dalam artian dulu ganja sangat ekstrem di Jabodetabek, tidak seketat sekarang," ungkapnya.

Sebelum dirinya berhenti total, Yadin mendapat teguran keras dari Sang Maha Pencipta.

Keluarganya yakni adik kandungnya sendiri tertangkap polisi gara-gara narkoba.

Berkat hal itu, 180 derajat, Yadin memutuskan untuk berhenti total dan memilih untuk mensosialisasikan bahaya penggunaan narkotika di Kota Bogor.

Baca juga: Dulu Pecandu Narkoba, Pria di Kota Bogor Ini Berkeliaran Beri Pemahaman ke Warga Cibuluh

"Jadi panggilan jiwa itu yang memutuskan saya untuk ini saatnya kesempatan untuk masa taubat saya menjadi figur yang mencontohkan kesehatan itu seperti itu, merusak kesehatan, keluarga, mengancam kehidupan masyarakat," kenangnya.

Terbukti, tekad itu ia wujudkan terlebih dahulu di wilayahnya.

Gang Madrasah sendiri, dalam kenangan Yadin, menjadi zona merah peredaran narkoba.

Dalam catatan yang dimilikinya, Gang Madrasah sudah terkenal dikalangan luas sebagai tempat peredaran.

Bahkan, di Gang Madrasah sendiri, ditinggali oleh bandar besar yang kali ini memutuskan untuk taubat dan memilih hidup sebagai wirausaha.

"Berkat program Kapolresta Bogor Kota tahun 2020 kalau ga salah saat pandemi kampung bebas narkoba dibuat. Nah, saya disitu mulai aktif terus mengingatkan warga bahaya narkoba," tambahnya.

Yadin mengakui, bahwa bukan tugas yang sangat ringan untuk mengingatkan warga bahaya dari narkoba sendiri.

Baca juga: Bongkar 14 Kasus Narkoba, Polres Bogor Bekuk 21 Tersangka Dalam Dua Pekan Terakhir

Diakui olehnya, meski Gang Madrasah dijaga ketat saat ini olehnya dan bersama tim satgasnya, masih ada peredaran dengan skala kecil.

Namun, dengan tekad bulatnya untuk terus mengingatkan warga bahaya narkoba, peredaran itu sudah mulai hilang di Gang Madrasah.

"Masih ada aja yang nempel. Tapi, kalau yang sudah tau itu memilih tempat lain. Kita pun terus menggalakan untuk bebas narkoba," ujarnya.

Yadin pun ingin, agar semua masyarakat di Kota Bogor terbebas dari narkoba.

"Ini yang saya edukasi kepada generasi di bawah saya, keponakan, tetangga, maupun orang tua. Saya memberikan edukasi dengan bahasa yang mereka pahami biar mereka paham. Kita dengan cara humanis sampaikan pesan ke masyarakat bahwa narkoba itu bahaya, karena efeknya jelas kalau nggak penjara ya kuburan," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved