Ratusan Makam Dibongkar

Soal Jasad Utuh dan Wangi, Ustaz di Leuwisadeng Bicara Kuasa Ilahi dan Minta Warga Lakukan Hal Ini

Tujuh jasad utuh dan wangi ditemukan di Desa Kalong I dan Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Penulis: yudistirawanne | Editor: widi bogor
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Satria sedang menunjukkan makam jasad yang masih utuh ketika dipindahkan karena berada di lahan milik PLN di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor masih utuh, Selasa (5/9/2023). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tujuh jasad utuh dan wangi ditemukan di Desa Kalong I dan Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Ketujuh jasad utuh dan wangi itu ditemukan usai pemindahan makam karena tempat tersebut berada di lahan milik PLN.

Saat ditemukan, tujuh jasad itu masih dalam kondisi utuh lengkap dengan kain kafannya.

Bahkan dua jasad lainnya mengeluarkan aroma wangi seperti bunga melati.

Sontak fenomena tersebut membuat warga sekitar heboh.

"Warga udah tau semua, satu desa malah, ini kan udah zaman HP jadi gampang nyebarnya," ujar tokoh masyarakat setempat, Ustadz Tatang Sumantri, Rabu (6/9/2023).

Makam satu keluarga di Leuwisadeng, Kabupaten Bogor yang jasadnya masih utuh rupanya punya amalan mulia semasa hidupnya.
Makam satu keluarga di Leuwisadeng, Kabupaten Bogor yang jasadnya masih utuh rupanya punya amalan mulia semasa hidupnya. (Kolase Wartawan TribunnewsBogor.com Muamarrudin Irfani)

Kuasa Ilahi

Sementara itu, Tatang Sumantri mengatakan, kejadian yang ada di kampungnya merupakan kuasa Ilahi.

Untuk itu, Tatang Sumantri meminta warga setempat untuk belajar dari fenomena yang terjadi.

Sebab, ini merupakan kuasa dari sang pencipta yang membuktikan bahwa hal tersebut adalah balasan dari amal baik seseorang.

Dengan begitu, kata dia, harus dimaknai dengan beribadah lebih giat lagi.

"Di pengajian juga di bahas, ini kan bukan khayalan aja, kebuktian, biasanya kan sisa tulang-tulang aja," tuturnya.

Baca juga: Pak Ustadz Ungkap Amal Baik Dari Jasad di Leuwisadeng Bogor yang Utuh dan Wangi Ketika Dibongkar

Latar belakang keluarga

Usut punya usut, sebagian jasad utuh dan wangi itu berasal dari ikatan keluarga.

Ketujuh jasad yang utuh dan wangi setelah dikubur selama lebih dari 20 tahun itu bernama Sanijan, Suarma, Nurjanah, Sama, Mariam, Tarmudi, dan Supendi.

Menariknya, lima dari tujuh jasad tersebut berasal dari satu keluarga yang sama.

Mereka berasal dari tiga generasi mulai dari kakek, bapak, adik, anak, dan cucu.

Salah satu keluarga jasad sekaligus ketua RT 07 Desa Kalong I, Satria mengatakan bahwa jasad yang wangi adalah ayah dan kakaknya.

"Yang wangi itu jasad bapak saya Suarma sama kakak saya Nurjanah, wanginya kayak melati gitu," akui Satria, Ketua RT 07 saat ditemui TribunnewsBogor.com.

Baca juga: Jasad di Leuwisadeng Utuh dan Wangi Setelah 30 Tahun, Bukti Balasan dari Amal Baik ? Ini Kata MUI

Menurutnya, sang ayah dahulunya merupakan seorang pandai besi.

Lalu, sang kakak semasa hidupnya berprofesi sebagai guru ngaji.

"Yang (jasadnya) masih utuh Mariam, Mariam itu adik dari bapak saya," pungkas Satria.

Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Sementara itu, terkait ramainya kabar jasad yang masih utuh dan wangi meski sudah puluhan dikubur mengundang pertanyaan publik.

Publik dibuat penasaran dengan fenomena yang terjadi.

Atas fenomena ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) sempat memberikan penjelasan detail terkait fenomena jasad utuh dan wangi meski sudah dikubur dalam waktu lama.

Ustaz Abdul Somad melihat fenomena tersebut dan berbicara seimbang.

Ustaz Abdul Somad melihat dari dua sisi, medis dan hadist.

"Kata sebagian pakar bumi dan kata dokter pada beberapa jenazah yang ditemukan utuh, katanya terjadi pengapuran. Jadi kulit berubah menjadi kapur. Cacing tidak mau makan kapur," ucapnya.

"Cacing tidak mau makan kapur, itu alasan logis dari dokter," sambungnya.

Baca juga: Sudah Dikubur Puluhan Tahun, Jasad di Leuwisadeng Bogor Masih Utuh dan Wangi Ketika Dibongkar

Terkait hadist, Ustaz Abdul Somad berbicara memberikan penjelasan mendetail.

Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad menegaskan, jika jasad para nabi diharamkan dimakan cacing di tanah.

"Dalam hadist nabi, sholawat kalian akan dibawa ke makamku, sholawat kita dari masjid Salman itu dibawa ke makam nabi di Madinah," paparnya.

"Lalu sahabat nabi itu bertanya dan tidak diam. Dia bertanya bagaimana mungkin sholawat kami dibawa ke makammu, kamu kan sudah mati dimakan cacing tanah. Nabi menjawab, Allah SWT mengharamkan tanah memakan jasad para nabi," sambungnya.

Terkait dengan yang terjadi di Leuwisadeng, Ustaz Abdul Somad juga menjelaskannya.

"Ulama juga pewaris para nabi. Perbuatannya mengikuti nabi. Itu jasad orang tidak dimakan cacing tanah. Makam orang-orang soleh jasadnya utuh," ungkapnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved