Ratusan Makam Dibongkar
Bukan Keturunan Orang Sembarangan, Jasad Wangi di Bogor Cucu Tokoh Terpandang, Terkenal Dermawan
Jasad yang utuh dan mengeluarkan wangi melati di Bogor rupanya bukan keturunan orang sembarangan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: widi bogor
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jasad utuh dan mengeluarkan wangi melati di Bogor rupanya bukan keturunan orang sembarangan.
Meski sudah dimakamkan lebih dari 25 tahun, amalan semasa hidup rupanya menjaga jasad ini tetap utuh.
Amal baik yang dilakukan jasad ini semasa hidup rupanya sudah turun temurun.
Kebaikan para jasad wangi ini semasa hidup berawal dari Saban, seorang sesepuh di Desa Kalong, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.
Hal itu terbukti dari tiga garis penerusnya yang jasad utuh bahkan wangi.
Terungkapnya fakta ini yakni saat makam tersebut dipindahkan ke TPU Desa Kalong, karena lokasi sebelumnya milik PLN.
Lima dari tujuh jasad wangi yang masih utuh itu adalah keturunan dari Saban.
Mereka adalah :
Kelima jasad satu keluarga itu terbukti masih utuh saat dipindahkan ke TPU Desa Kalong.
Bukan hanya utuh, bahkan ada beberapa yang jasadnya wangi.
"Ada tiga yang mengeluarkan wangi, di antaranya Ibu Mariam, Bapak Suarma, sama Ibu Nurjanah," kata Tokoh Masyarakat setempat, Ustaz Tatang Sumantri, kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu.
Diungkap oleh Tatang, Mariam yang merupakan anak dari Samijan ini profesinya sebagai guru ngaji.
Pada kesehariannya, Mariam dikenal sebagai sosok yang jarang berbicara dengan orang lain.
"Jarang kumpul-kumpul, di masyarakat dikenal baik," ungkapnya.
Menurut Ustaz Tatang, jasad Mariam ini sudah dimakamkan 35 tahun yang lalu.
"Seumuran sama anaknya," kata dia.
Namun sungguh ajaib, jasad yang sudah dikubur 35 tahun lalu itu nyatanya masih utuh.
Bukan cuma utuh dan mengeluarkan wangi, kain kafan yang membungkur Mariam bahkan masih putih bersih.
"Bahkan papannya masih utuh, gak kena rayap. Diangkatnya juga kaya masih baru dimasukin, masih enak diangkatnya. Enggak berat," tuturnya.
Kemudian untuk jasad selanjutnya yang juga wangi yakni Nurjanah, putri dari Suarma, dan merupakan cucu dari Sanijan.
Dikatakan Tatang, saat diangkat, kain kafan yang membungkus Nurjanah memang sedikit kotor.
"Tapi kondisi masih utuh dari ujung kepala sampai kaki," kata dia lagi.
Meski begitu, ia tak bisa memastikan apakah sisa tulang saja atau masih ada dagingnya.

"Saya gak berani buka. Walaupun agak basah tapi wangi melati semuanya," ungkapnya lagi.
Menurut Tatang, Nurjanah semasa hidupnya merupakan ibu rumah tangga biasa.
Namun ia tewas dalam kecelakaan.
"Meninggal ketabrak mobil waktu mau bayar listrik. Kira-kira 25 tahunan yang lalu," katanya.
Kemudian untuk Suarma, ayah dari Nurjanah, jasadnya dikatakan yang paling wangi dari semuanya.
"Bahkan itu waktu dibuka langsung wangi, menyengat, yang kerja aja kaget," tutur Tatang.
Meski kaget, kata dia, warga justru terharu karena mengetahui keseharian Suara semasa hidupnya.
Menurut dia, Suarma semasa hidupnya hanya orang biasa.
Ia hanya seorang pengembala kerbau dan pandai besi.
"Almarhum itu tiap ada orang selalu menyapa dengan senyuman," katanya.
Sebelum meninggal dunia, kata dia, Suarma sempat memberikan amanat kepada anak-anaknya.
"Amanat beliau jangan sampai menyakiti orangtua, sama anaknya yang manapun, jangan menyakiti ibunya" pungkas Ustaz Tatang.
Untuk ibadah sehari-hari, kata Tatang, Suarma bukan sosok yang ahli agama seperti para ulama.
Namun Suarma tak pernah ketinggalan shalat lima waktu dan menjalankan puasa.
"Bahkan sunah juga kayaknya rajin. Pas lagi ngembala kalau waktunya sholat ya pulang," jelasnya lagi.
Tak hanya itu, kata dia, Suarma juga dikenal sebagai sosok yang rajin bersedekah.
"Kalau sedekah gak tanggung. Kalau yang lain Rp 100 ribu, beliau lebih dari itu," katanya.
Bahkan menurutnya, hal itu juga diturunkan kepada anak-anaknya yang juga gemar bersedekah.
"Padahal kehidupannya biasa aja. Kelihatan gak punya uang, tapi kalau sedekah selalu ada dan lebih dari yang lain," tandasnya.

Sosok kedermawanan ini, kata dia, diturunkan bahkan dari kakeknya, Saban.
"Dari Pak Saban, ke Pak Sanijan, terus ke bawah," jelasnya.
Diungkap Tatang, sosok Saban adalah seorang sesepuh di kampung tersebut.
Ia bahkan dikenal sebagai sosok yang dermawan dan berwibawa.
"Pak Sabannya kesepuhan (sesepuh) yang diriin kampung ini dulunya," tandasnya.(*)
Reaksi Anak Lihat Jasad Ayah Utuh dan Wangi Setelah 30 Tahun Wafat, Sedih Ingat Amanat untuk Ibu |
![]() |
---|
Misteri Pemilik Jasad yang Digali Pertama, Datangi Anak yang Masih Hidup: Pengen Pindah Kuburan |
![]() |
---|
Silsilah 3 Jasad Wangi di Bogor Ternyata Masih Satu Keluarga, Kebaikannya Turun Temurun hingga Cicit |
![]() |
---|
Uang Kerohiman Pemindahan Makam di Leuwisadeng Dinilai Tak Sesuai, Ahli Waris Tolak Pembongkaran |
![]() |
---|
Jasad Juragan Domba Utuh Walau Dimakamkan 20 Tahun, Meninggal Mendadak Sepulang Jualan : Gak Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.