IPB University
Waduh! Penyakit Janda Pirang Ancam Petani Bawah Merah, Ahli IPB University Turun Tangan
Hama yang baru pertama kali dikeluhkan petani bawang merah pada musim tanam ini diperkirakan menimbulkan kerugian lebih dari 60 persen.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Memilukan, di tengah harga bawang merah yang belum juga membaik, hama gurem menambah derita petani di sentra-sentra bawang merah seperti Brebes, Nganjuk, dan Kulonprogo, Yogyakarta.
Merespons hal tersebut, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB University menerjunkan tim ahli klinik tanaman pada Rabu (11/10/2023) hingga Jumat (13/10/2023) ke Brebes dan Tegal, Jawa Tengah.
Investigasi lapangan ini akan dilanjutkan ke sentra bawang lain seperti Nganjuk dan sekitarnya pada minggu berikutnya.
Hama yang baru pertama kali dikeluhkan petani pada musim tanam ini diperkirakan menimbulkan kerugian lebih dari 60 persen jika menyerang bawang berumur sekitar 35 hari.
Bahkan, serangan hama itu dapat merugikan hingga 100 persen bila terjadi lebih awal pada umur bawang sekitar 25 hari.
Kepala klinik tanaman IPB University, Bonjok Istiaji SP, MSi memaparkan, hasil temuan tim di lapangan menunjukkan bahwa yang dimaksud gurem atau mreki kemungkinan adalah serangga thrips.
Hewan berukuran panjang kurang lebih 1 milimeter ini memang sangat tinggi populasinya pada bawang yang bergejala menguning dan mengering seolah-olah tanaman kekurangan air.
“Gejala ini teramati pada bawang berumur 35-40 hari. Gejalanya terlihat merata dan tanaman tidak dapat hidup lagi sehingga terpaksa dipanen muda dengan nilai ekonomi merosot hingga kurang dari sepertiga kondisi normal,” ujarnya.
Meskipun demikian, tim ahli masih belum sepenuhnya yakin bahwa thrips adalah penyebab dari gejala yang disebut gurem.
“Memang benar bahwa populasi thrips sangat tinggi pada tanaman yang bergejala, lebih dari 100 ekor per rumpun bawang. Namun ada gejala lain yang bukan gejala thrips pada umumnya. Jadi dapat saja justru thrips datang setelah tanaman rusak alias invasi sekunder,” jelas Bonjok Istiaji yang juga anggota tim ahli.
Kemungkinan lain adalah thrips merupakan vektor patogen, seperti virus atau cendawan sehingga serangannya memang cukup berat dan merata.
“Yang jelas, kejadian ini memang baru pertama kali dihadapi petani bawang di Indonesia. Sejumlah sampel akan kami bawa ke laboratorium di IPB University untuk diteliti lebih lanjut,” kata dia.
Dr Dewi Sartiami, anggota tim ahli lainnya menuturkan bahwa thrips yang ditemukan di lapangan secara morfologis berbeda dengan spesies thrips yang biasa ditemukan pada bawang yaitu Thrips tabaci.
“Kami akan pastikan lagi spesiesnya di laboratorium dengan peralatan yang lebih memadai, termasuk identifikasi molekuler,” tambahnya.
Belum selesai dengan hama gurem, petani Brebes juga mengeluhkan penyakit bawang yang mereka sebut janda pirang.
KKN Tematik Kerahkan 401 Mahasiswa IPB University dari 10 Fakultas, Bakal Disebar ke 40 Desa |
![]() |
---|
Wujudkan Laboratorium Sosial dan Inovasi Terapan, IPB University Gandeng Warga di Bogor Selatan |
![]() |
---|
Cegah Konflik Antar Lembaga di Kampung Kajanan Bali, Dosen IPB Beberkan Cara Berkomunikasi yang Baik |
![]() |
---|
Program Dosen Mengabdi, Peneliti IPB University Ungkap Metode Jitu Budi Daya Ikan Kerapu |
![]() |
---|
Sabet Predikat Terbaik Satu, IPB University Berjaya dalam Indonesia's SDGs Action Awards 2023 |
![]() |
---|