“Di bidang pertanian, selulosa dapat diaplikasikan sebagai pengontrol pelepasan pupuk. Pupuk dengan pelepasan terkontrol merupakan solusi ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi dan berdampak pada pertanian berkelanjutan. Dalam hal ini, selulosa dan nanoselulosa merupakan matriks alami yang menguntungkan untuk mengendalikan kinetika pelepasan hara. Hidrofilisitas selulosa yang tinggi membantu menjaga kelembaban tanah untuk pertumbuhan tanaman,” ujarnya.
Menurut Prof Farah, tantangan ke depannya teknologi pemrosesan selulosa dan nanoselulosa akan banyak bersinggungan dengan green chemistry sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan zat berbahaya.
Di masa depan, teknologi manufaktur aditif mengalami perkembangan pesat untuk menghasilkan produk berbasiskan selulosa dan nanoselulosa.
Pendekatan tersebut bertujuan untuk mendukung agroindustri berkelanjutan. (*)