RSUD Leuwiliang Sebut Kasus Ambulans Hoaks, Kades Sadeng Bongkar Fakta Sebenarnya: Mobil Banyak
Kisruh soal ambulan di RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor tampaknya semakin memanas.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kisruh soal ambulan di RSUD Leuwiliang Bogor tampaknya makin memanas.
Pihak RSUD Leuwiliang menuding akun Tiktok @Selvi Damayanti27 sebagai penyebar hoaks.
Hal itu lantaran apa yang dinarasikan di postingan tersebut dinilai tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
Tampak pada video tersebut, sejumlah orang mengamuk di lobi RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Berdasarkan caption di video, orang-orang itu mengamuk soal ambulans.
Rupanya orang yang mengamuk itu adalah keluarga pasian kecelakaan.
Mereka meminta bantuan ambulans di rumah sakit tersebut, namun merasa dipersulit.
Keluarga pasien pun emosi hingga mengeluarkan kalimat umpatan kepada pihak RSUD Leuwiliang.
Narasi di video itu juga menyebut kalau ambulans RSUD Leuwiliang sengaja disembunyikan.
Video itu pun kemudian viral di media sosial.
Menganggapi hal itu, pihak RSUD Leuwiliang menyebut kalau akun tersebut telah menyebarkan hoaks.
"Akun atas nama Selvi Damayanti27 diduga sebar hoaks, RSUD Leuwiliang beberkan Kronologi Sebenarnya," tulis RSUD Leuwiliang pada postingannya di Instagram @rsudleuwiliang.
Pada caption foto, ia pun menjelaskan kronologi kejadian yang sebenarnya.
Direktur RSUD Leuwiliang, Vitrie Winastri mengatakan, pada Kamis (9/11/2023) datang seorang pasien kecelakaan sekira pukul 18.15 WIB.
Ia datang dengan diantara oleh seorang temannya.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien kemudian mendapat terapi, dilakukan pembersihan luka, perawatan luka, pemasangan spalk di kaki kiri, dan diberikan suntukan obat penghilang nyeri.
Kemudian suami pasien datang ke RSUD Leuwiliang dan diberi tahu soal kondisi istrinya.
Saat itu menurutnya, suami pasien ingin langsung membawa istrinya ke rumah sakit lain dengan kendaraan pribadi.
Lalu dokter pun menjelaskan prosedur rujukan antar rumah sakit yang harus melalui Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Hal itu dilakukan agar rumah sakit yang menjadi tempat rujukan, mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien.

"Setelah RS yang dituju siap menerima pasien, maka pasien akan diantar menggunakan ambulans rumah sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan RSUD Leuwiliang," kata Vitrie kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (12/11/2023).
Namun menurut dia, suami pasien menolak menggunakan sistem SPGDT tersebut.
Keluarga tetap memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Bahkan kata dia, saat itu petugas melihat sudah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut.
Meski begitu, ia mengaku akan melakukan evaluasi terhadap pelayanan masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Komunikasi akan kami tingkatkan untuk pelayanan kepada pasien," ujarnya.
Kades Ngamuk
Rupanya ini bukan pertama kalinya RSUD Leuwiliang viral soal ambulans.
Tahun lalu, Kades Sadeng, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Yanuar Lesmana sempat mengamuk di lobi IGD RSUD Leuwiliang.
Ia saat itu melampiaskan kekecewaanya karena tidak mendapat pinjaman ambulans dari rumah sakit.
Saat itu, kepala desa tersebut ingin meminjam ambulans dari rumah sakit untuk membawa jenazah warganya yang meninggal dunia.
Akan tetapi pihak rumah sakit tidak mengabulkan permintaan kepala desa tersebut dengan sejumlah alasan.
Bahkan video Yanuar mengamuk itu juga sempat viral di media sosial.
Yanuar pun mengakui bahwa pelayanan RSUD Leuwiliang sangat buruk.
"Pada waktu itu warga saya meninggal, secara SOP mayat itu kan tidak boleh dibawa oleh mobil pribadi, harus pakai mobil ambulans," katanya dikutip dari TikTok badai817.
Menurut dia, saat ibu mobil ambulans ada banyak dan terparkir di parkiran rumah sakit.
"Saya tanya tidak ada yang melayani, bahkan katanya pukul 16.00 WIB itu semua lagi istirahat gak bisa diganggu," ungkapnya.
Hal itu pun langsung membuat Yanuar naik pitam.
"Makanya saya sangat marah dan jengkel, kecewa banget," kata dia.
Ia mengatakan, warganya yang meninggal itu dunia itu dibawa ke IGD RSUD Leuwiliang dalam keadaan koma.
"Pada waktu itu pasien koma dibawa ke IGD, didiemin sampai meninggal di IGD," katanya.
Kemudian ia pun berniat membawa pulang jenazah dan siap membayar ambulans berkali-kali lipat.
"Pada saat saya minta ambulans, saya bayar 10 kali lipat juga tetep gak mau," pungkasnya.
Saat itu, pihak RSUD Leuwiliang pun beralasan bahwa mobil jenazah hanya ada dua.
Sementara mobil yang terparkir adalah ambulans pembawa pasien dan tidak bisa digunakan untuk membawa jenazah.
Hendak Nyalip, Pengendara Sepeda Motor Tewas Terlindas di Dramaga Kabupaten Bogor |
![]() |
---|
Pemkab Bogor Gelar Pelayanan Publik Selama 80 Jam Nonstop, Warga Datang Jam 3 Pagi Tetap Dilayani |
![]() |
---|
Anaknya Diamankan karena Hendak Ikut Demo di Jakarta, Orang Tua Kesal : Pengen Saya Gebuk |
![]() |
---|
Polisi Temukan Ratusan Pelajar di Bogor yang Mau Ikut Demo ke Jakarta Pakai Iuran Rp10.000 |
![]() |
---|
Amankan Ratusan Pelajar yang Akan Ikut Demo ke Jakarta, Polres Bogor Temukan Grup WA Isi 457 Anggota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.