Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Alasan Keluarga Mahasiswa yang Tewas Bali Sempat Tolak Otopsi, Ditelepon Oknum: Bayarnya Rp 30 Juta

Terungkap alasan keluarga sempat menolak otosi jenazah mahasiswa yang tewas di Kuta, Bali.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Instagram dan Facebook
Terungkap alasan keluarga sempat menolak otosi jenazah mahasiswa yang tewas di Kuta, Bali. 

"Luka lubang di badan adik saya, ada bercak darah di ubin, ada juga darah di hidung dan mulut," katanya lagi.

Ia mengatakan bahwa sejak awal pihak keluarga sudah merasa ada yang janggal dengan kematian Aldi.

Keluarga tak percaya Aldi disebutkan bunuh diri, setelah melihat foto di TKP.

"Dari awal kami sudah janggal, kalau sekiranya ini diotopsi kapan bisa dilakukan, karena posisinya itu Sabtu. Terus keluarga berunding sampai hari Sabtu malam," jelasnya.

Kemudian di tengah kebimbangan itu, pihak keluarga mendapat telepon dari oknum.

"Katanya kalau diotopsi kasian, banyak oknum-oknum yang nelepon, janganlah diotopsi," tuturnya.

Oknum itu pun memberikan gambaran jasad Aldi Nababan jika diotopsi.

"Kasihan mayatnya disayat-sayat, udah kayak gitu (meninggal) adiknya masih harus disayat-sayat, dipotongi gitu," kata Monalisa.

Bukan itu saja, pihak keluarga juga diminta untuk menyiapkan uang Rp 30 juta untuk otopsi.

"Biayanya juga mahal kak hampir Rp 30 juta, dijelaskan juga kalau kita daftar mungkin hari Senin baru didaftarkan, dan untuk jadwalnya belum tahu," pungkasnya.

Karena rumitnya proses otopsi dan biaya yang tidak sedikit, keluarga pun akhirnya dengan terpaksa memulangkan jasad Aldi ke Medan.

"Jadi saya pikir sampai kapan kami harus nunggu ke sini. Juga kan pikirkan biayanya, dari mana saya harus mengirim biaya sebanyak itu," ungkapnya.

Belum lagi biaya untuk pengiriman jenazah dari Bali ke Medan juga membutuhkan biaya yang tak sedikit.

"Saya bilang udahlah dikirim aja mayatnya ke sini. Biarlah di sini kalau ada jalan, kalau ketemu jalan di sini aja (otopsi)," pungkasnya.

Jenazah Aldi ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kosanya, di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Ia ditemukan oleh pemilik kos bernama Nyoman Risup Artana.

Saat ditemukan, kondisi korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat.

Korban tergantung menyandar di pintu kamar dengan kedua kaki menyentuh lantai.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved