Sisi Lain Bogor

Kisah Juru Parkir Puncak Bogor, Kakek Obang Tetap Berjuang Cari Nafkah Meski Usianya Tak Lagi Muda

Profesi yang pernah dilakoninya dari mulai sopir angkot, sopir pribadi, sopir tembak hingga menjadi juru parkir.

|
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Kakek Obang saat ditemui di Seberang Lapak Parkir, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Senin (4/12/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Pahitnya kehidupan bukan menjadi hal yang baru bagi Obang Sobari.

Seorang Kakek yang kini berusia 66 tahun itu sudah menjajalan sejumlah profesi demi menyambung hidupnya dan keluarga.

Profesi yang pernah dilakoninya dari mulai sopir angkot, sopir pribadi, sopir tembak hingga menjadi juru parkir.

Meski usianya sudah tak lagi muda, namun pria yang akrab disapa Kakek Obang ini tak putus semangat.

Ia tetap berjuang mencari nafkah untuk keluarganya di rumah.

Sudah puluhan tahun ia hidup dijalan untuk mendapatkan pundi-pundi uang agar bisa dibawa pulang.

Diusinya yang sudah masuk senja, Kakek Obang tak berharap banyak.

"Kalau masih muda harapannya pasti banyak, udah tua begini mah yang penting sehat saja," kata dia kepada TribunnewsBogor.com, Senin (4/12/2023).

Saat ini, keseharian Kakek Obang berprofesi sebagai juru parkir di salah satu rumah makan di Jalan Raya Puncak, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor tang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Meski penghasilannya tak seberapa, namun ia bersyukur lantaran masih bisa untuk menyambuh hidupnya.

"Biasanya, dari pukul 7 pagi hingga jam 2 siang, saya bisa mendapatkan 50 hingga 70 ribu. Sekarang mah (hanya) bisa meraup 30 hingga 40 ribu saja," ungkapnya.

Kakek Obang bercerita, jika dirinya memiliki dua orang anak yang sudah mandiri.

"Satu sudah berkeluarga dan satu lagi bekerja di Bogor," turut Kakek Obang.

Sementara itu, sang istri tercinta sudah wafat sekitra 12 tahun lalu.

Pada TribunnewsBogor.com ia menceritakan pengalamannya menjadi juru parkir di Jalan Raya Puncak Bogor.

"Enak gak enak, kadang sulit mengatur pengendara yang tak mengerti aturan jalur Puncak. Namun, saya tetap berusaha dengan senyuman meski hanya mendapat ucapan terima kasih dari pengemudi," ujar kakek Obang.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved