Sisi Lain Bogor

Mengulik Sejarah Bakal Kantor Gubernur Dedi Mulyadi, 100 Tahun Lebih Tua dari Balai Kota Bogor

Gedung Bakorwil yang lokasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
GEDUNG TUA BAKAL KANTOR DEDI MULYADI - Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I (Bakorwil) yang lokasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I (Bakorwil) yang lokasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi akan memonitor beberapa wilayah mulai dari Kota dan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Depok.

Namun, siapa sangka, gedung Bakorwil ini memiliki sejarah yang panjang.

Jika melihat usianya, gedung ini berusia 200 tahun atau dibangun sekitar tahun 1821 silam.

Gedung ini juga lebih tua 100 tahun dari Balai Kota Bogor saat ini yang diperkirakan berdiri sekitar periode 1905-1920.

Untuk bangunannya, gedung ini memiliki ciri khas tersendiri yakni dengan pilar besar yang menopang bangunan utama serta memiliki langit-langit yang sangat tinggi.

Gedung ini juga lokasinya langsung berhadapan dengan Istana Bogor.

GEDUNG TUA BAKAL KANTOR DEDI MULYADI - Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I (Bakorwil) yang lokasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
GEDUNG TUA BAKAL KANTOR DEDI MULYADI - Gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I (Bakorwil) yang lokasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Dokumentasi Arsip Taufik Hasunna)

Namun, ketika baru berusia 13 tahun gedung ini runtuh akibat gempa bumi dahysat.

“Setelah gempa hebat 10 Oktober 1834 yang juga meruntuhkan parah Istana Bogor, bangunan ini dibangun kembali,” kata tim ahli cagar budaya (TACB) Kota Bogor Taufik Hasunna saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Selasa (28/1/2025).

Sebelum runtuh, atau tepatnya 1832, gedung Bakorwil ini bernama Keresidenan Buitenzorg yang dipimpin oleh seorang residen.

Residen itu bertugas menjadi pemimpin administratif di tiga wilayah mulai dari Bogor, Cianjur, dan Sukabumi sampai tahun 1867.

“Ya kantor residennya itu (Bakorwil). Residen itu pimpinan daerah yang meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur. itu juga bisa disebut pusat pemerintahan awal di Kota Bogor (dulu Buitenzorg). Sampai akhirnya turun status lagi jadi keasistenan keresidenan,” ujarnya.

Residen itu fungsinya saat itu lebih fokus untuk mengkoordinir hasil perkebunan atau pertanian.

Hasil pertanian di tiga wilayah (Bogor, Sukabumi, Cianjur) langsung diawasi oleh seorang residen langsung.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved