Sisi Lain Bogor

Misteri Makam Belanda di Puncak Bogor, Asal Usul yang Terkubur Perkembangan Zaman, Ini Penampakannya

Sejumlah pemakaman Belanda di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menghadirkan cerita menarik sisi lain Bogor.

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Salah Satu Makam Belanda di Kelurahan Cisarua, Puncak Bogor, Senin (5/2/2024). 

Laporan wartawan TribunnewsBogor.com Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Sejumlah makam Belanda di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menghadirkan cerita menarik sisi lain Bogor.

Potret menarik dari masa lalu terlihat di kawasan wisata Puncak Bogor.

Pemakaman Belanda itu tersembunyi di belakang warung di Kelurahan Cisarua yang sekaligus menjadi saksi bisu kisah-kisah yang belum terungkap.

Menurut Pipih (36), pemilik warung setempat, dari belasan makam yang awalnya ada, hanya delapan makam yang masih dapat terlihat.

"Ada 12 atau 14 gitu, yang diurus yang kelihatan cuman 8, yang masih serem itu tuh yang ada saungnya," kata Pipih pada TribunnewsBogor.com, Senin (5/2/2024).

Beberapa di antaranya, makam persegi empat yang misterius dengan nisan yang telah tak terbaca dan satu lagi, makam pusara segi empat milik Charlotte Johanna yang wafat pada 27 September 1857.

Pemandangan yang mencolok adalah makam persegi empat dengan patung marmer dua perempuan berpelukkan, bertuliskan 'Gewijd Aan de Nagedachtenis Van Onze Lievelingen' yang berarti 'didedikasikan untuk mengenang orang-orang tersayang.'

Dua orang tersayang itu, Charlotte Jeannette Francoise dan Mathilde Cornelie, diketahui meninggal pada Agustus 1878 dan Agustus 1879.

Pipih membagikan cerita menyeramkan seputar pemakaman ini, termasuk pengalaman melihat orang Belanda naik kuda hitam pada jam 2 malam.

"Menyeramkan dari dulu ini mah, apalagi kalau ada orang baru kesini ngomongnya asal, kencing asal terus gede sebelah. Awal-awal jualan tahun 2017 mah serem, pernah jam 2 malam keluar orang Belanda naik kuda hitam keluar yang lihat dua orang saya sama temen," paparnya.

Ia juga menceritakan tentang seorang ibu-ibu yang kesurupan dan berbicara dalam bahasa Belanda beberapa tahun lalu.

"Kesurupan pernah ada tahun 2014an, ibu-ibu nitip gerobak dorong di dalam, sama ibu dicuci di dalam ga tau duduk di makam atau gimana dia 2 Minggu sakit, kesurupan ngomongnya Belanda. Asli gak ada yang ngarti," ungkapnya.

Pipih mengungkapkan bahwa, kendati Belanda tidak lagi hadir, legenda arwah yang gentayangan, terutama yang konon kehilangan kepalanya, masih berlanjut.

"Kalau sekarang yang masih jadi cerita mah itu orang yang gak ada kepalanya," katanya.

Meskipun pemakaman ini nampak terlantar, masih ada warga yang dengan setia membersihkan rumput liar di sekitarnya.

Pemakaman Belanda ini, walaupun menyimpan misteri, tetap dijaga oleh beberapa warga setempat.

"Dulu mah 2017an masih ada yang ke sini, Belanda juga kesininya udah nggak ada. Kalau yang rawat makamnya masih ada orang Citeko," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved