Ramadhan 2024

Batas Waktu Bayar Utang Puasa Tahun Lalu, Lengkap dengan Niat Qadha dan Doa Jelang Ramadhan 2024

Simak penjelasan soal batas qadha atau bayar utang puasa di Ramadhan tahun lalu. Seperti diketahui, Ramadhan 2024 sebentar lagi akan tiba.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
google images
Simak penjelasan soal batas qadha atau bayar utang puasa di Ramadhan tahun lalu. Seperti diketahui, Ramadhan 2024 sebentar lagi akan tiba. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Menghitung hari jelang Ramadhan 2024, kaum muslimin diharapkan segera membayar qadha puasa.

Sebab jika utang puasa di Ramadhan tahun lalu itu terlewat, maka kaum muslimin wajib membayar utang tersebut ditambah dengan denda.

Namun beberapa hari jelang Ramadhan 2024, banyak kaum muslimin yang tak tahu dengan kapan batas waktu qadha puasa.

Untuk diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H di tanggal 11 Maret 2024.

Sementara itu, Kemenag baru akan menentukan awal Ramadhan setelah melaksanakan sidang isbat di tanggal 10 Maret 2024.

Namun berdasarkan prediksi BMKG, diperkirakan hilal tidak akan terlihat di tanggal sidang isbat.

Alhasil diprediksi Ramadhan pemerintah Indonesia dengan Muhammadiyah akan berbeda yakni di tanggal 12 Maret 2024.

Artinya Ramadhan 2024 tinggal 4/5 hari lagi.

Sebelum memasuki Ramadhan 2024, kaum muslimin yang memiliki utang puasa tahun lalu baiknya segera diqadha.

Dalam laman Kemenag, ada dua pendapat ulama tentang batas waktu penggantian utang Ramadhan alias qadha.

Simak tata cara bayar utang puasa alias qadha puasa menjelang Ramadhan di tahun 2024.
Simak tata cara bayar utang puasa alias qadha puasa menjelang Ramadhan di tahun 2024. (kolase Instagram)

Pendapat pertama, batas waktu qadha puasa Ramadhan adalah sampai puasa Ramadhan berikutnya tiba.

Pendapat tersebut diurai ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah.

Dari pendapat pertama, maka batas waktu qadha puasa adalah tanggal 10/11 Maret 2024.

Lalu pendapat kedua, yakni menurut ulama Hanafiyah, batas waktu qadha puasa Ramadhan adalah tidak ada batas waktunya.

Artinya, qadha puasa boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau tahun-tahun selanjutnya.

Tentunya kecuali hari-hari raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan hari tasyrik 11, 12, 13 Zulhijjah.

Berikut adalah niat qadha puasa Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.

Doa Nabi Jelang Ramadhan

Jelang Ramadhan, kaum muslimin dianjurkan membaca sederet doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Terkait doa tersebut, almarhum Syekh Ali Jaber sempat mengurai penjelasan.

Bahwa ada doa khusus yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW jelang bulan puasa tiap tahunnya.

Dari hadist At-Tirmidzi nomor 3.451, Rasulullah SAW rutin melantunkan doa ini jelang Ramadhan.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah.

Artinya: Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.

Ilustrasi, berikut adalah hukum untuk membayar puasa qadha atau utang puasa Ramadhan, ada cara lain untuk bayar puasa qadha yaitu dengan cara fidyah, namun itu bisa dilakukan bila kita dalam kodisi darurat
Ilustrasi, berikut adalah hukum untuk membayar puasa qadha atau utang puasa Ramadhan, ada cara lain untuk bayar puasa qadha yaitu dengan cara fidyah, namun itu bisa dilakukan bila kita dalam kodisi darurat (Istimewa via freepik)

Adapun makna di dalam doa tersebut ada harapan Nabi Muhammad SAW tiap kali Ramadhan tiba.

"Rasulullah SAW membawa doa ini, memohon kepada Allah SWT dengan kedatangan bulan Ramadhan, membawa keberkahan, kenyamanan, kemakmuran untuk umat Islam. Rasulullah menyambut bulan Ramadhan dengan senang," ujar Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun mengungkap bahwa Rasulullah sangat senang ketika bulan Ramadhan tiba.

"Rasulullah SAW menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati mengapa? karena Rasulullah berharap menjadi orang yang bertakwa. Kalau Rasulullah mengharap dengan harapan yang tinggi, apalagi kita. Nabi Muhammad SAW yang sudah diampuni segala dosanya, yang sudah ditinggikan derajatnya, yang disayangi Allah SWT, tapi menyambut Ramadhan dengan senangnya luar biasa," kata Syekh Ali Jaber.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved