Cerita Pilu Gadis SMP Terkena Peluru Nyasar Saat Pulang Sekolah, Proyektil Bersarang Sampai Sebulan

Sudah hampir sebulan, Bela terus terbaring di tempat tidurnya akibat proyektil peluru yang masih bersarang di perutnya

Editor: Naufal Fauzy
istimewa
(ilustrasi selongsong peluru). Gadis SMP di Pariaman bernama Bela Cintia (14) mengalami musibah terkena peluru nyasar. Hampir sebulan, Bela terus terbaring di tempat tidurnya akibat proyektil peluru yang masih bersarang di perutnya. Sampai Kamis (21/3/2024) korban masih rutin kontrol ke rumah sakit untuk rencana operasi dua bulan ke depan. 

Semua aktivitas makan, minum, buang air besar dan buang air kecil dilakukan dalam kondisi terlentang.

Setelah enam hari lebih, Bela memberanikan diri untuk bangun, walau masih belum bisa beraktivitas normal.

"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktivitas, meski hanya aktifitas ringan," jelas Leni.

Selama di rumah sakit, menurut Leni, anaknya terus mengeluh demam dan pusing.

Hanya saja ia tak tahu apakah keluhan itu dampak dari proyektil yang ada di perutnya. Meski sudah pulang ke rumah, dua minggu sekali Bela tetap harus kontrol ke RSUD Pariaman ditemani ibu dan pamannya.

Sekali kontrol, Leni harus mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk biaya transportasi.

Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat ibu rumah tangga itu harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.

"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujar ibu rumah tangga itu.

Dalam kondisi puasa, keduanya berangkat ke rumah sakit menggunakan ojek, dilanjutkan dengan angkutan umum dan kembali naik ojek untuk sampai ke RSUD Pariamann.

Rencana operasi dua bulan lagi Setelah kontrol kedua, Bela masih harus menjalani empat kali kontrol lagi hingga luka bekas operasinya yang gagal mengering.

"Berdasarkan anjuran dokter, Bela baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan," katanya sembari menunggu di ruang tunggu pengambilan obat RSUD Pariaman, Kamis (21/3/2024).

Ia mengaku biaya berobat bela selama di rumah sakit memang ditanggung BPJS kesehatan, tapi untuk biaya transportasi tidak.

Walau berasal dari keluarga menengah ke bawah, Leni mengaku tak mendapatkan bantuan terkait kasus yang dialami anaknya.

"Harapan saya operasi pengeluaran peluru bisa berjalan lebih cepat dari yang ditentukan dokter," ungkap dia.

Menurut Leni, anaknya mengalami trauma dan masih kesakitan dan sekolahnya terbengkalai.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved