Idul Fitri 2024

Cara Mencegah Microsleep Saat Arus Balik Lebaran 2024, Kenali Tanda-tandanya secara Umum

Arus balik Lebaran 2024: ada hal yang wajib diwaspadai saat menyetir perjalanan jauh, yakni kelelahan yang bisa berujung pada microsleep.

Editor: Tiara A. Rizki
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
ILUSTRASI Mudik di Jalan Raya Puncak Bogor, Rabu (19/4/2023) lalu. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Simak empat cara mencegah microsleep saat menyetir dalam arus balik Lebaran 2024 agar perjalanan lancar dan selamat hingga tujuan.

Idul Fitri 1445 Hijriah saat ini sudah memasuki hari kedua.

Setelah acara silaturahmi dan kumpul-kumpul keluarga di kampung halaman tuntas, masyarakat Indonesia bersiap untuk arus balik Idulfitri.

Sejumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi akan menempuh perjalanan jarak jauh lagi untuk kembali ke rumah atau kota perantauan.

Namun, ada hal yang wajib diwaspadai saat menyetir dan menempuh perjalanan panjang, yakni kelelahan yang bisa berujung pada microsleep.

Microsleep sendiri adalah kondisi tidur singkat yang terjadi tanpa disadari, biasanya berlangsung dalam hitungan beberapa detik hingga menit.

Microsleep dapat terjadi pada siapa saja, terutama saat lelah dan kurang tidur.

Kondisi tertidur secara singkat dan tanpa disadari ini tentu dapat membahayakan pengemudi dan penumpang, serta pengguna jalan lainnya.

Sebab, microsleep menyebabkan pengemudi kehilangan kendali ketika berkendara.

Bahkan, tak jarang kecelakaan terjadi karena pengemudi mengalami microsleep.

Lalu, bagaimana mencegah terjadinya microsleep saat menyetir dalam perjalanan mudik Lebaran 2024?

Baca juga: Contoh Teks Kultum Ramadhan 2024 tentang Cara Mendapatkan Keberkahan Lailatul Qadar

Baca juga: 5 Cara Menjawab Pertanyaan Kapan Nikah Saat Lebaran 2024: Senyumin Aja, Tak Perlu Pakai Emosi

Baca juga: Mudik Lebaran 2024: Ini 2 Cara Pantau Kemacetan di Jalan dengan Aplikasi Google Maps dan Waze

Jika pengemudi merasa lelah, diharapkan untuk segera mencari rest area terdekat untuk beristirahat. Hal ini untuk mencegah terjadinya microsleep.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, risiko terjadinya microsleep bisa dicegah dengan istirahat yang cukup.

“3 jam berkendara perlu jeda istirahat 30 menit. Justru istirahat di perjalanan itu lebih penting untuk keselamatan jika dibandingkan tidur lama sebelum bepergian,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Saat kondisi lemah dan dipaksa untuk mengemudi bisa sangat berisiko karena membuat respon mengemudi berkurang.

“Konsentrasi tinggi otot-otot dan respon feeling turun. Maka, yang penting itu manajemen waktu istirahat. Biar tetap rileks sampai ke tujuan,” lanjutnya.

Sony juga mengatakan, mengantuk dengan microsleep itu berbeda. Saat ngantuk, pengemudi akan merasakan reaksi mereka melambat.

“Kalau ngantuk, yang tidur adalah matanya. Tapi kalau microsleep, yang tidur itu otaknya,” imbuh Sony.

Menurut Sony, pengemudi yang mulai mengantuk menambah kecepatan kendaraan untuk menambah adrenalin, hal sangat berbahaya.

“Begitu adrenalin naik, kecepatan di 140 km/jam kemudian terkena microsleep, di kecepatan itulah fatalitynya,” kata Sony.

Baca juga: 20 Ucapan Balasan Selamat Idul Fitri 2024, Nggak Cuma Sama-sama, Bisa Dikirim via WhatsApp

Baca juga: Ditodong Pertanyaan Menyebalkan Saat Lebaran 2024? Simak Cara Menjawabnya Tanpa Emosi

Baca juga: Cek Jumlah Kalori dalam Kue Lebaran 2024 Nastar hingga Kaastengel, Jangan Berlebihan Ngemil!

Ciri-ciri atau tanda-tanda seseorang mengalami Microsleep

Kenali tanda-tanda microsleep secara umum agar kamu bisa mengantisipasinya:

- Tiba-tiba kaget atau terbangun oleh sentakan tubuh dan kepala

- Tidak menyadari apa yang baru terjadi, padahal tidak sedang melamun

- Menguap terus-menerus

- Kelopak mata sangat berat

- Mata berkedip berlebihan

- Tiba-tiba susah memproses informasi atau bingung ketika diajak berkomunikasi

- Arah kemudi tanpa disadari keluar dari jalur

- Tidak mendengarkan pembicaraan orang lain

- Tidak ingat kejadian 1-2 menit yang lalu

- Menjatuhkan barang yang sedang dipegang

- Hilang kontrol postur tubuh sehingga kepala terjatuh tiba-tiba.

Berikut empat cara dalam menghindari microsleep, dikutip dari laman Healthline:

1. Penuhi jam tidur sebelum berkendaraan

Sebelum memulai perjalanan jauh, penting untuk memenuhi kebutuhan jam tidur.

Sebaiknya, kamu tidur minimal enam jam sebelum mulai berkendaraan.

Hal ini penting dilakukan agar tubuh lebih fit dan siap selama menempuh perjalanan.

Perlu diingat bahwa kondisi tubuh yang kelelahan akan memicu terjadinya microsleep.

Selain tidur enam jam sebelumnya, kamu juga sebaiknya beristirahat setiap empat jam sekali selama melakukan perjalanan.

Hal ini penting untuk menjaga tubuh tetap fit sekaligus meregangkan otot setelah duduk berjam-jam. 

Beristirahat setiap empat jam juga ampuh mengusir jenuh saat menyetir.

Perhatikan posisi duduk

Cara selanjutnya untuk mencegah microsleep adalah menyetel posisi duduk yang tepat dan nyaman.

Tetapi, kondisi nyaman di sini bukan berarti bangku harus dibuat layaknya sedang bersantai. 

Usahakan bangku kemudi tetap pada sudut 90°.

Sebab. posisi duduk dengan sudut tersebut cukup ampuh untuk mencegah rasa kantuk yang menjadi penyebab besar timbulnya microsleep.

ILUSTRASI menyetir
ILUSTRASI menyetir (dok. Garda Oto)

Baca juga: 3 Cara Beli Tiket Kapal Feri secara Online untuk Mudik Lebaran 2024, Bisa Lewat Aplikasi Ferizy

Baca juga: Mudik Lebaran 2024, Simak 7 Cara Mencegah Mabuk Perjalanan Saat Berpuasa, Salah Satunya Tidur

Banyak konsumsi air mineral

Mencukupi kebutuhan air untuk mencegah dehidrasi juga dapat menjadi salah satu cara mengantisipasi terjadinya microsleep.

Sebab, dehidrasi ringan dapat memengaruhi fungsi otak, termasuk menurunkan kewaspadaan dan konsentrasi.

Selain itu, kekurangan air dapat menyebabkan penyusutan volume otak, sehingga dapat mengganggu fungsi kognitif dan meningkatkan risiko microsleep

Hindari konsumsi makanan tinggi karbohidrat

Cara mencegah microsleep selanjutnya adalah menghindari konsumsi makanan tinggi karbohidrat.

Makanan tinggi karbohidrat, terutama yang mengandung gula rafinasi, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. 

Ketika kadar gula darah naik, tubuh melepaskan hormon insulin untuk membantu sel-sel tubuh menyerap gula.

Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah turun drastis yang dapat menyebabkan kelelahan.

Selain itu, beberapa jenis karbohidrat seperti karbohidrat olahan dapat menyebabkan rasa kantuk setelah dikonsumsi.

Sebab, karbohidrat olahan dipecah menjadi glukosa dengan cepat, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar triptofan dalam darah. 

Triptofan adalah asam amino yang diubah menjadi serotonin, neurotransmitter yang mengatur mood dan tidur.

Artikel ini tayang di KompasTV

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Cegah Microsleep Saat Melakukan Perjalanan Arus Balik Lebaran" dan laman  Toyota Astra

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved