Panas Rocky Gerung Sindir Cincin Jelang Putusan MK, Balasan Hotman Paris Pedas : Berlian Saya Tajam

Balasan Pedan Hotman Paris Pada Rocky Gerung, Tak Terima Cincinnya Disindir : Berlian Saya Lebih Tajam dari Otak Kau

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Rocky Gerung/Instagram Hotman Paris
Cincinya Disindir Rocky Gerung, Hotman Paris Beri Balasan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Hubungan Rocky Gerung dan Hotman Paris kian memanas.

Hotman Paris memberi balasan atas sindiran Rocky Gerung yang membandingkan cincin dengan kualitas argumentasi.

Lewat Youtubenya, Rocky Gerung membandingkan kualitas pendapat dengan cincin Hotman Paris.

"Saya juga dapat banyak kiriman, seperti mau diadu, pendapat bukan mengutip Undang-Undang, kita mau tau pendapat mengenau Undang-Undang," kata Rocky.

Rocky berharap ada forum khusus yang dibuat untuk debat dengan Hotman Paris.

"Salam aja buat pak Hotman. Debat itu harusnya dibuat di forum, bukan di TikTok," katanya.

Ia menerangkan alasan tak memberi balasan apapun pada Hotman Paris.

Rocky Gerung pun membandingkan cincin yang dipakai Hotman Paris dengan pendapat.

"Kenapa saya gak komentari, saya merasa cincin beliau lebih berkilau dari otaknya," kata Rocky.

"Jadi kita gagal fokus ke cincinnya ketimbang argumennya," tambahnya.

Menurutnya masyarakat lebih fokus melihat cincin daripada mendengar pendapat Hotman Paris.

"Orang fokusnya apa, gak nyari fokus dalam pikiran beliau karena cincin beliau lebih menarik perhatian," kata Rocky Gerung.

Soal sindiran Rocky Gerung, Hotman Paris langsung memberi balasan.

"Kau menuduh berlian saya lebih tajam dari otak saya. Yang benar berlian saya lebih tajam dari otak kamu. Bahkan otak saya lebih tajam dari otak kamu," kata Hotman Paris lewat video di akun Instagramnya.

Hotman Paris pun memaparkan soal pendapat Rocky Gerung yang mengatakan bahwa hakim Mahkamah Konstitusi memutus sengketa Pilpres 2024 menggunakan pendekatan sosiologi.

"Kau tau gak bahwa salah satu tuduhan 03 bahwa Jokowi melakukan nepotisme melanggar hukum dengan membeli suara rakyat menggunakan bansos. Itu kan perlu pembuktian hukum, perlu pembuktian hukum acara, tidak bisa dengan sosiologi harus dengan bukti, saksi, fakta," jelas Hotman Paris.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved