Perjuangan Ibu Kokom di Bogor Cari Anaknya yang Hilang Misterius, Sampai Gadaikan Sertifikat Rumah

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Perjuangan Kokom Komariah (53) dalam mencari sang anak yang hilang kabar sejak 8 Mei 2024 lalu sangat mengiris hati.

Pasalnya, ia rela menggadaikan sertifikat rumahnya untuk membayarkan sejumlah uang kepada orang yang mengaku memperkerjakan anaknya di kapal nelayan pencari cumi-cumi.

Kokom Komariah mengaku dimintai uang sebesar Rp15 juta agar putranya yang bernama M Amal Ma'rup (19) dapat segera pulang ke rumahnya di wilayah Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

"Kan saya pontang-panting waktu Mei nyari pertolongan, supaya teman-teman, orang yang deket ngasih pinjeman sama saya. Akhirnya ada yang ngasih pinjeman sama saya. Itu jaminannya surat rumah saya," ujarnya kepada wartawan, Jumat (21/6/2024).

Kemudian dari uang tersebut ia bayarkan kepada orang-orang yang mengaku akan memulangkan anaknya.

Total Rp6 juta sudah ia keluarkan untuk memulangkan anaknya, Rp4 juta kepada orang yang mengaku dari perusahaan anaknya bekerja, sedangkan Rp 2 juta lagi kepada pihak lain yang mengaku bisa memulangkan anaknya.

Uang hasil pinjaman itupun kini hampir habis karena digunakan untuk kebutuhan akomodasi lainnya untuk mencari keberadaan M Amal Ma'rup.

Namun sayangnya, anak keenamnya tersebut hingga kini tak kunjung pulang dan hilang kabar sejak 8 Mei 2024 yang membuatnya semakin gundah gulana.

"Sisanya tinggal Rp4 juta lagi udah habis diporotin sama orang yang manfaatin saya. Biarin saya mah ikhlas, ridho, kalau seandainya dia kepengen uang saya hasil itu, yang penting saya sekarang mah anak saya cepet pulang, kumpul kembali dengan keluarga saya walaupun saya engga makan juga biarin," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kisah pilu dialami oleh Kokom Komariah, seorang wanita asal Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Ia kehilangan kabar dari anak keenamnya yang bernama M Amal Ma'rup (19) usai mengaku mendapat pekerjaan sebagai nelayan di laut.

Kejadian itu bermula saat putranya yang baru saja menyelesaikan ujian nasional di salah satu sekolah swasta tak jauh dari rumahnya mendapat informasi lowongan pekerjaan di media sosial.

Kemudian sang anak yang tergiur iming-iming penghasilan besar itu nekad mencari peruntungan tanpa sepengetahuannya.

"Anak saya meninggalkan rumah tanggal 23 April 2024. Kirain saya sekolah padahal engga. Dia malamnya berkomunikasi sama si Doni itu di Facebook, diajak kerja, diiming-iming gaji gede," ujarnya kepada wartawan di Polres Bogor, Jumat (21/6/2024).