Kasus Vina Cirebon
Penampakan Makam Eky saat Rumah Pegi Ramai Dikunjungi, Sang Kakek Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Eky diketahui tewas bersama kekasihnya Vina setelah dianiaya oleh kelompok geng motor pada tahun 2016 lalu.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Korban pembunuhan Muhammad Rizky Rudiana alias Eky kini telah terbaring tenang ditempat peristirahatan terakhirnya.
Eky diketahui tewas bersama kekasihnya Vina setelah dianiaya oleh kelompok geng motor pada tahun 2016 lalu.
Jasad Eky dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di TPU Mawar, Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Kasus Vina ini memang kembali menjadi sorotan publik.
Terlebih, baru-baru ini Pegi Setiawan yang sempat ditetapkan tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky oleh Polda Jabar kini telah bebas setelah menang dalam sidang praperadilan.
Mejelis hakim mengabulkan permohonan Pegi Setiawan dan penetapan tersangkannya dicabut alias tidak sah secara hukum.
Pegi Setiawan pun langsung dibebaskan oleh Polda Jabar usai putusan sidang praperadilan dibacakan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Bandung pada Senin (8/7/2024) lalu.
Baca juga: Pulang ke Kampung Halaman, Pegi Setiawan Duduk di Kursi Singgasana Hingga Disambut Seperti Pahlawan
Bahkan, pada Rabu (10/7/2024) pagi tadi, rumah Pegi Setiawan masih ramai dikunjungi oleh warga yang ingin bersalaman dan mengucapkan selamat dengan sang kuli bangunan tersebut.
Lalu seperti apa penampakan makam Eky disaat rumah Pegi Setiawan ramai dikunjungi warga?
Berbeda dengan rumah Pegi Setiawan, makan korban Eky rupanya sepi.
Klik juga foto dibawah ini!

Saat didatangi Tribun, hanya terlihat sepasang suami istri yang tengah berziarah di makan almarhum Eky.
Mereka terlihat tengah mendoakan ahli kubur yang dimakamkan di lokasi tersebut.
Lelaki yang tengah berziarah tersebut ternyata paman dan bibi Eky.
"Kami mau ke Cirebon, jadi sekalian mampir berziarah ke orang tua di sini," kata paman Eky yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di TPU Mawar, Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Selasa (9/7/2024).
ia tak menapik jika dari total 6 makam tersebut, salah satunya merupakan makam Eky yang merupakan korban pembunuhan di tahun 2016 lalu.
"Ada enam makam di sini, dan salah satunya Eky, karena ini pemakaman keluarga besar kami, sesuai wasiat yang disampaikan orang tua," ujar pria berkacamata tersebut.

Usut punya usut, makam Eky berdekatan dengan makam sang kakek yang bernama R Wahjoe Kartaamipraja.
Sang kakek merupakan orang pertama yang jasadnya dimakamkan dilokasi komplek pemekaman keluarga tersebut.
Sang kakek meninggal dunia sekitar 35 tahun.
Bahkan, Eky pun tak mengenal sosok sang kakek.
Sebab, saat Eky terlahir sang kakek sudah meninggal dunia.
Namun, kini tempat peristirahan Eky sangat dekat dengan sang kakek.
Sosok sang kakek rupanya bukan orang sembarangan.
Semasa hidup, sang kakek bekerja di pabrik gula legendaris peninggalan zaman kolonial belanda.
Maka tak heran, jika sang kakek sampai bisa membeli tanah untuk dijadikan tempat pemakaman keluarga.

Paman Eky bercerita, pada tahun 1989 lalu, jenazah ayahnya dimakamkan di kompleks tersebut sesuai wasiatnya semasa hidup.
Ia mengatakan, ayahnya, R Wahjoe Kartaamipraja, merupakan pegawai di Pabrik Gula Jatiwangi.
Tak hanya itu, sang ayah juga sempat menetap cukup lama di wilayah Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
"Jadi, dulu ayah saya beli tanah ini, dan setelah dicek ternyata dekat pemakaman, sehingga berwasiat tanahnya akan dijadikan sebagai kompleks pemakaman keluarga," kata pria yang saat itu mengenakan kaus hitam.
Sejarah Pabrik Gula Jatiwangi
Pabrik gula Jatiwangi atau Suikerfabriek Djatiwangi dibangun pada tahun 1848 oleh seorang berkewarganegaraan Belanda yakni R Twiss
Namun, pabrik gula peninggalan kolonial ini ditutup pada awal tahun 2000-an setelah beroperasi lebih dari 1 abad .
Berada di wilayah Jatiwangi, pabrik gula Jatiwangi peninggalan kolonial ini sekarang hanya menyisakan sisa-sisa bangunan dan cerobong asap.
Sebagian lahannya kini menjadi kawasan komersil dnegan dibangun ruko-ruko.
Pabrik gula peninggalan kolonial ini tidak hanya dibangun pabriknya saja.
Namun, terdapat pula bangunan kompleks pemukiman bagi para administrator dan teknisi pabrik gula yang mayoritas merupakan non pribumi atau warga Belanda pada saat itu.
Tak hanya menyediakan rumah administrator, akan tetapi juga gedung hiburan bagai para pegawai dan kepala pabrik gula.
Gedung hiburan itu bahkan dilengkapi fasilitas lapangan tenis.
Untuk mengangkut tebu dari perkebunan tebu yang tersebar di sekitar Jatiwangi, pabrik gula menggunakan kereta lori, jaringan kereta lori tebu pabrik gula Jatiwangi ini mencakup hingga Ligung di utara dan Balinda di barat.
Nasib Miris Terpidana Kasus Vina Cirebon Usai PK Ditolak MA, Kondisi Sudirman Memprihatinkan |
![]() |
---|
Ucil Mendadak Ciut Usai MA Tolak PK Kasus Vina Cirebon, Kini Tak Berani Lawan Iptu Rudiana |
![]() |
---|
Cerita Widi Mimpi Bertemu Vina Saat Sidang PK Saka Tatal, Bisikannya Jadi Pertanda Putusan MA |
![]() |
---|
PK Terpidana Kasus Vina Cirebon Ditolak, Penasihat Ahli Kapolri Lega: Polisi Tidak Perlu Repot Lagi |
![]() |
---|
Imbas Keputusan Mahkamah Agung, Ayah Terpidana Kasus Vina Cirebon Ngebatin, Berat Badan Turun 7 Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.