Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Sulhajji Jompa Sebut Berpengaruh ke Peta di Pilkada

Sulhajji Jompa menyebut bahwa hal itu bukanlah barang baru di partai berlogo pohon beringin tersebut.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Fungsionaris Partai Golkar yang juga mensosialisasikan sebagai bakal Calon Bupati Bogor, Sulhajji Jompa, Kamis (20/6/2024). (Muamarrudin Irfani) 

Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Minggu (11/8/2024).

Pernyataanya yang efektif sejak Sabtu (10/8/2024) tersebut cukup mengejutkan banyak pihak termasuk kadernya yakni Sulhaji Jompa yang merupakan fungsionaris Partai Golkar di tingkat pusat.

Kendati demikian, Sulhajji Jompa menyebut bahwa hal itu bukanlah barang baru di partai berlogo pohon beringin tersebut.

"Dinamika perubahan-perubahan kepemimpinan juga sudah sangat sering terjadi, kita ingat dulu Setya Novanto juga mengalami hal yang sama tersandung kasus kemudian terjadi perubahan, Saya kira hal-hal kayak ini wajar," ujarnya saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Senin (12/8/2024).

Sulhajji Jompa mengatakan, untuk mengisi kekosongan kursi ketua umum yang ditinggalkan Airlangga Hartarto nantinya akan diisi oleh pelaksana tugas (Plt).

Hal itu dilakukan agar kapal besar Partai Golkar dapat terus berlayar menyongsong kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.

Di sisi lain, menurutnya dengan dipegang oleh pemimpin yang baru, peluang berubahnya peta politik bisa saja terjadi pada Pilkada.

Menurutnya dengan dinamisnya politik tentu keputusan yang diambil oleh nahkoda baru nantinya akan berdampak ke bawah.

"Tentu tergantung kalau kemudian gerbong besarnya ketum lama masih mendominasi maka saya kira perubahannya tidak terlalu ekstrim," katanya.

Ia pun menyebut jika sebagian besar calon-calon kontestan politik tentu mengalami kekhawatiran dengan kondisi ketidakpastian saat ini.

Pasalnya keputusan rekomendasi calon kepala daerah secara otomatis akan berada di tangan pemimpin yang baru pada sisa waktu yang ada.

"Tapi kalau kemudian ketum baru ini berbeda dengan ketum lama tentu gerbongnya akan baru dan berbeda sehingga ini akan memberikan implikasi kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil terkait penetapan pilkada yang akan serentak," tambahnya 

Sementara itu, Sulhajji Jompa yang juga menginginkan kursi Bupati Bogor mengaku tidak berambisi dalam memanfaatkan peluang ini.

"Saya mengikuti kaidah-kaidah umum, dan saya kedepankan etika dalam berorganisasi partai dan berpolitik," ucapnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved