Info UMKM Bogor

Cerita di Balik Keindahan Motif Batik Khas Bogor dari Batik Handayani Geulis, Tak Dibuat Sembarangan

Keunikan Batik Handayani Geulis terletak pada riset mendalam yang dilakukan sebelum menciptakan setiap motif batiknya. 

Editor: Tsaniyah Faidah
Inesia/Magang Universitas Pakuan
Ratna Handayani, founder Batik Handayani Geulis, menceritakan proses pembuatan batik Bogor yang memerlukan riset mendalam tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai Kota Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Di tengah perkembangan UMKM, Batik Handayani Geulis hadir sebagai wujud nyata pelestarian budaya lokal Bogor melalui seni batik. 

Didirikan oleh Ratna Handayani 12 tahun lalu, UMKM ini lahir dari kecintaan mendalam terhadap batik, kekaguman akan filosofi kehidupan yang terkandung di dalamnya, serta keprihatinan atas lunturnya budaya batik di kalangan generasi muda.

Keunikan Batik Handayani Geulis terletak pada riset mendalam yang dilakukan sebelum menciptakan setiap motif batiknya. 

Ratna Handayani tidak sekadar membuat desain, tetapi melakukan penelitian komprehensif tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai Kota Bogor. 

"Kami mempelajari bagaimana Sejarah Kota Bogor, bertanya dengan para sesepuh di Bogor untuk menanyakan nilai-nilai yang bisa dimasukan ke dalam batik," ujar Ratna pada wawancara (12/08/2024). 

Proses ini melibatkan pembelajaran bahasa Sunda, peribahasa Sunda, dan budaya Sunda, yang kemudian melahirkan motif-motif unik seperti Tilu Sauyunan, Patepung Lawung, dan Kalingga Murda.

Komitmen terhadap kualitas dan autentisitas menjadi landasan UMKM ini dalam mengembangkan produknya. 

Galeri Batik Handayani Geulis, memproduksi batik-batik khas Bogor yang proses pembuatannya harus melakukan riset yang mendalam.
Galeri Batik Handayani Geulis, memproduksi batik-batik khas Bogor yang proses pembuatannya harus melakukan riset yang mendalam. (Inesia/Magang Universitas Pakuan)

Ratna sendiri mengambil sertifikasi untuk memperdalam pengetahuannya tentang batik, memahami desain pakem, lereng, dan prinsip-prinsip dasar pembuatan batik. 

Tidak hanya itu, para pekerja di Batik Handayani Geulis juga diberikan pelatihan intensif selama 6 bulan sebelum bergabung, mengingat terbatasnya SDM yang menguasai batik di Bogor.

Dalam menjaga keseimbangan antara inovasi dan tradisi, Batik Handayani Geulis tetap mempertahankan teknik tradisional seperti penggunaan canting dan lilin malam, sambil terus berinovasi dalam desain. 

"Inovasi tetap harus ada tetapi teknik tradisional batik itu harus ada juga," tegas Ratna. 

UMKM ini berkomitmen untuk mengeluarkan motif batik baru setiap tahunnya, memperkaya koleksi yang kini telah mencapai 225 motif.

Visi Batik Handayani Geulis tidak hanya berhenti pada pelestarian Batik Bogor

Ke depannya, mereka berencana untuk merangkul batik Nusantara, memperluas cakupan dan kontribusinya terhadap pelestarian batik Indonesia. 

Edukasi menjadi fokus utama, terutama dalam menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap batik. 

"Kedepannya kami juga ingin merangkul anak-anak muda untuk mencintai budaya batik, karna masa depan batik juga ada di tangan mereka," ungkap Ratna.

Kehadiran UMKM seperti Batik Handayani Geulis tidak hanya memperkaya khazanah batik Indonesia, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pelestarian budaya. 

(Inesia/Magang Universitas Pakuan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved