Info UMKM Bogor

Dari Gerobak Keliling hingga Punya Cabang, Ini Kisah Inspiratif UMKM Mie Ayam Bakso Basuki Citeureup

UMKM Mie Ayam Bakso Basuki pertama berdiri dengan berjualan bakso keliling. Kini telah sukses dan memiliki cabang dari hasil kerja keras dan ketekunan

Editor: Tsaniyah Faidah
Ina Elfita/Magang Universitas Pakuan
UMKM Mie Ayam Bakso Basuki Citeureup Bogor, berawal dari gerobak keliling kini punya cabang. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CITEUREUP – UMKM Mie Ayam Bakso Basuki yang berlokasi di Jalan RE Sulaeman No.40, Puspasari, Kecamatan Citeureup, Bogor telah menjadi ikon kuliner lokal dengan perjalanan usaha yang inspiratif.

Basuki, pemilik kedai memulai usahanya dengan berjualan bakso keliling menggunakan gerobak di sekitar Jalan Raya Jagorawi sejak tahun 2012.

Basuki tidak memiliki latar belakang yang luar biasa dalam mendirikan usahanya, namun ia menekankan pentingnya menjalankan usaha yang halal.

"Tidak ada sejarah yang aneh-aneh, ini hanya usaha biasa yang bisa saya dan istri lakukan. Yang penting halal," ujar Basuki.

UMKM Mie Ayam Bakso Basuki memilih untuk menetap karena istrinya yang awalnya juga berjualan di rumah merasa kewalahan dan membutuhkan bantuan.

Basuki merasa bahwa keputusan untuk menetap adalah langkah yang tepat untuk lebih fokus dan telaten dalam mengembangkan usahanya.

UMKM Mie Ayam Bakso Basuki Citeureup UMKM Bogor yang berdiri dari gerobak kini punya cabang.
UMKM Mie Ayam Bakso Basuki Citeureup UMKM Bogor yang berdiri dari gerobak kini punya cabang. (Ina Elfita/Magang Universitas Pakuan)

Kini, Bakso Basuki telah sukses dan memiliki satu cabang di Perum Kenari Jagorawi, hasil dari kerja keras, ketekunan, dan pantang menyerah dalam mengembangkan usaha.

Meskipun sudah terbilang sukses, UMKM Mie Ayam Bakso Basuki tetap mempertahankan harga yang terjangkau, menyesuaikan dengan kantong masyarakat sekitar.

Setiap hari, mereka menghabiskan sekitar 15 kg bakso, dengan omzet per outlet yang bisa mencapai Rp 4 juta dalam sehari.

Menu yang tersedia di sini termasuk Mie Ayam, Bakso Daging, Bakso Urat, Bakso Tahu, Bakso Telur, dengan menu best seller-nya adalah bakso daging.

Setiap menu dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp 10.000.

Rasa Mie Ayam Bakso yang khas dan autentik, dipenuhi dengan bumbu rempah dan kuah yang kaya, membuat pelanggan tidak pernah bosan menikmatinya.

Basuki mengakui bahwa persaingan dengan UMKM bakso lain di daerah tersebut merupakan tantangan tersendiri, namun ia tetap berpegang pada prinsip pantang menyerah.

Dia juga percaya bahwa kunci keberhasilan usahanya adalah rasa yang enak dan harga yang ekonomis, sehingga mampu bersaing dengan usaha sejenis.

Dengan harga yang murah meriah, Bakso Basuki tetap setia melayani pelanggan dengan kualitas rasa yang terjaga dan bahkan lebih baik.

(Ina Elfita Rahmawat/Magang Universitas Pakuan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved