Info UMKM Bogor
UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma di Bogor, dari Perjuangan dan Inovasi Berbuah Omzet Miliaran
Keberhasilan UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma bukan hanya terlihat dari pertumbuhan usahanya, tetapi juga dari omzet yang diraih.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Siapa sangka, usaha kerupuk kulit yang kini merajai minimarket di Jabodetabek ini bermula dari ide sederhana seorang wanita tangguh, Bu Isma asal Bogor.
Pada tahun 2003, Bu Isma, seorang ibu rumah tangga yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kimia analis, memutuskan untuk memulai usaha sendiri guna membantu roda perekonomian keluarganya.
Saat itu, ia memulai dengan menjual rempeyek khas Padang, terinspirasi oleh kuliner tradisional daerahnya.
Namun, hanya setahun setelah itu, Bu Isma melihat peluang lain yang lebih besar, yakni kerupuk kulit, sebuah makanan yang identik dengan rumah makan Padang.
Keputusan tersebut terbukti tepat. UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma tumbuh dan berkembang pesat.
Bersama sang suami, selama lebih dari 15 tahun mereka bahu-membahu membangun bisnis yang awalnya hanya berupa produksi kecil di dapur rumah menjadi bisnis yang kini menyuplai kerupuk kulit ke berbagai minimarket ternama,di seluruh wilayah Jabodetabek hingga luar kota.

Omzet miliaran
Keberhasilan UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma bukan hanya terlihat dari pertumbuhan usahanya, tetapi juga dari omzet yang diraih.
Sebelum pandemi COVID-19 melanda, omzet bulanan UMKM ini mencapai Rp700 juta.
Namun, pandemi menjadi tantangan berat bagi bisnis ini.
Omzet turun hingga 60 persen, memaksa Bu Isma untuk melakukan langkah-langkah efisiensi, termasuk mengurangi jumlah karyawan yang tidak diperlukan dan menekan biaya produksi.
Meskipun demikian, Bu Isma tetap berkomitmen untuk mempertahankan kualitas produk dan menjaga kepercayaan konsumen.
Saat ini, setelah kondisi kembali stabil, omzet UMKM ini berhasil naik hingga mencapai Rp500 juta per bulan, dengan omzet tahunan yang menyentuh angka Rp 5,9 miliar.
Perjalanan bisnis
Sebagai UMKM yang terus berinovasi, Bu Isma tidak hanya mengandalkan produksi tradisional, tetapi juga memastikan produknya memenuhi standar kualitas modern.
Proses pembuatan kerupuk kulit ini dimulai dengan mencuci kulit sapi, kemudian dipotong dengan cara tradisional untuk menjaga kualitas.
Kulit sapi yang sudah dipotong dijemur selama 2-3 hari, kemudian melalui proses pematangan atau lapuh selama 1 jam, dilakukan hingga 5-7 kali.
Setelah itu, kulit siap digoreng dan dikemas.
Setiap hari, tempat produksi UMKM ini mampu menghasilkan 80 kg kerupuk kulit atau sekitar 32 karung.
Kerupuk kulit Bu Isma tersedia dalam berbagai ukuran kemasan, mulai dari 10 gram yang biasanya dijual di restoran Padang, hingga kemasan besar 500 gram yang dipasarkan di minimarket.
Selain itu, UMKM ini juga menyediakan kerupuk kulit mentah yang sangat praktis dibawa saat perjalanan atau dijual dalam bentuk hampers untuk hari-hari besar seperti hari raya.
Varian rasa yang ditawarkan juga beragam, mulai dari rasa original hingga pedas, yang dikembangkan dengan uji coba selama enam bulan hingga mencapai cita rasa yang sempurna.
Produk UMKM ini tak hanya diakui karena rasa dan kualitasnya, tetapi juga karena legalitas yang terjamin.
Kerupuk Kulit Bu Isma telah memiliki sertifikasi kehalalan dan jaminan gizi, memberikan kepastian kepada konsumen bahwa produk ini aman dan sesuai dengan standar Kesehatan.

Tantangan dan peluang
Meski sukses, perjalanan UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma tidak selalu mulus.
Salah satu tantangan terbesar adalah fluktuasi ketersediaan bahan baku, terutama kulit sapi.
Harga kulit sapi sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar dan ekonomi, sehingga Bu Isma harus cermat dalam mengelola stok bahan baku.
Tantangan lain adalah keterbatasan modal dan sumber daya manusia (SDM), yang terkadang menjadi kendala dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Namun, UMKM ini tidak tinggal diam. Bu Isma terus melakukan inovasi dalam pemasaran.
Memanfaatkan era digital, produk Kerupuk Kulit Bu Isma kini dipasarkan melalui media sosial dan platform e-commerce, memungkinkan konsumen dari berbagai daerah untuk membeli produknya dengan mudah.
Resep rahasia
Salah satu faktor kunci kesuksesan UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma adalah resep rahasia yang membuat kerupuk kulit ini berbeda dari produk lainnya.
Bu Isma menciptakan sendiri racikan bumbu yang digunakan, baik untuk varian original maupun pedas.
Bumbu originalnya terdiri dari bawang putih, kemiri, dan garam.
Sementara untuk varian pedas, Bu Isma membutuhkan waktu enam bulan untuk menguji coba hingga mendapatkan rasa pedas khas yang pas.
Bumbu pedas yang digunakan bahkan bisa menghabiskan biaya hingga Rp2 juta per minggu.
Kualitas bumbu dan proses tradisional yang tetap dipertahankan membuat kerupuk kulit Bu Isma memiliki cita rasa yang konsisten dan khas.
Hal ini yang membuatnya terus diminati oleh konsumen, baik di pasar modern maupun di restoran-restoran Padang.
Penghargaan dan prestasi
Kesuksesan UMKM Kerupuk Kulit Bu Isma juga diakui melalui berbagai penghargaan.
Pada tahun 2015, Bu Isma dinominasikan sebagai Inspiring Women di Bogor.
Kemudian pada tahun 2017, UMKM ini meraih juara di tingkat Jawa Barat sebagai UMKM berprestasi.
Pada tahun 2019, Bu Isma menerima penghargaan sebagai UMKM dengan produktivitas tinggi dari Disnaker Kabupaten Bogor.
Ia juga mendapatkan piala tertinggi di Kabupaten Bogor serta menjadi UMKM terbaik di Tegar Beriman Award
(Inesia/Magang Universitas Pakuan)
Kenalan dengan Madjoe Djalan, Usaha Konveksi Anak Muda Bogor yang Tembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Suka Wewangian, Wanita Asal Bogor Ini Ciptakan Sabun dan Deodoran Alami Tanpa Bahan Kimia |
![]() |
---|
Ikut Tren, Wanita Asal Bogor Ini Coba Bisnis Dessert Kekinian, Omzet Berhasil Tembus Rp25 Juta |
![]() |
---|
Rintis Usaha Sejak Belia, Pemuda Asal Bogor Ini Sukses Pasarkan Kasabo Vendor sampai Luar Negeri |
![]() |
---|
Pengiriman sampai Luar Negeri, Clothing Brand Lokal asal Bogor Bivor Studio Raup Omzet Puluhan Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.