Sentil Demul Soal Polemik Gas 3 Kg, Niat Baik Tapi Rencana Tak Matang: Semoga Jadi Pelajaran
Calon Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi (Demul) ikut menanggapi kegaduhan di masyarakat soal gas melon Elpiji 3 Kg.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Calon Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi (Demul) ikut menanggapi kegaduhan di masyarakat soal gas melon Elpiji 3 Kg.
Diketahui, kebijakan Kementerian ESDM sempat membuat warga sulit mendapatkan gas elpiji 3 Kg karena harus antre di pangkalan.
Hal itu terjadi setelah gas 3 Kg di warung atau pengecer disetop dan kecuali di pangkalan.
Kebijakan ini menimbulkan antrean para warga yang membutuhkan gas melon.
"Dan antrean menimbulkan kegaduhan, dan kegelisahan serta kemarahan karena barang pokok hilang dari dapur dan sulit didapat," kata Demul dalam unggahan Instagram pribadinya, Selasa (4/2/2025).
Dedi menjelaskan bahwa apa yang terjadi ini adalah upaya Kementerian ESDM yang berniat menghapus penyalahgunaan gas bersubsidi 3 Kg.
Karena gas 3 Kg bersubsidi untuk rakyat miskin ini malah digunakan oleh orang-orang kaya hingga digunakan pedagang besar.
Selain itu ada pula praktik kejahatan pengoplosan gas 3 Kg bersubsidi yang dioplos ke tabung gas nonsubsidi dan dijual dengan harga nonsubsidi.
Namun dalam niat baik dari Kementerian ESDM ini, menurut Dedi, kebijakannya diambil terlalu cepat sehingga memicu kegaduhan di masyarakat.
"Kemantrian ESDM akan merubah pengecer menjadi subpangkalan, tetapi kebijakannya diambil terlalu cepat, seharusnya disiapkan dulu perangkatnya," kata Demul.
"Warung-warung dirubah menjadi subpengecer, didaftarkan para penerimanya, kemudian didata dengan baik kemudian dibuat percobaan, setelah seluruhnya siap, baru diberlakukan," imbuhnya.
Menurut Dedi, niat Kementrian ESDM ini memang sangat baik.
Namun perencanaan yang kurang memicu permasalahan di masyarakat.
"Niat dari Kementerian ESDM itu sangat baik, menyelamatkan uang negara agar jatuh ke tangan yang berhak," katanya.
"Tetapi niat baik saja tidak cukup kalau tidak dilakukan dengan hati-hati dan perencanaan yang tepat," kata Demul.
Saat ini, pengecer atau warung sudah bisa kembali menjual gas 3 Kg bersubsidi setelah kebijakan sebelumnya dicabut.
Dedi berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran untuk semuanya.
Termasuk masyarakat yang juga harus sadar bahwa gas Elpiji 3 Kg adalah untuk rakyat miskin.
"Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua karena hari ini sudah diambil keputusan agar warung-warung buka kembali, bisa menjual kembali Elpiji 3 Kg dan dilakukan persiapan untuk melakukan pendataan dan melakukan perubahan dari warung-warung pengecer menjadi subpangkalan," katanya.
"Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran pentingnya bagi kita semuanya agar ke depan negara tepat sasaran dalam memberikan subsidi, dan rakyat pun menyadari kalau yang tidak berhak menerima subsidi sebaik tidak mengambil gas 3 Kg," ungkap Dedi.
Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
Isi Surat Cinta Dedi Mulyadi yang Diabaikan Kokom, Kini Bertemu Setelah 35 Tahun, Rupanya Sama Nasib |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Murka Ada Balita Tewas Akibat Cacingan, Kisahnya Miris: Ibunya ODGJ, Ayahnya TBC |
![]() |
---|
Analisa Mengejutkan Dokter Soal Balita Meninggal Karena Tubuh Jadi Sarang Cacing, KDM Bereaksi Tegas |
![]() |
---|
Bukan Nyi Roro Kidul, Ternyata Ini Sosok Penari Cantik Disambut Dedi Mulyadi Saat Kirab Merah Putih |
![]() |
---|
Rayakan HUT ke-80 Jawa Barat, Dedie Rachim Berdoa Jabar Dijauhkan dari Segala Bencana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.