Dadakan Jadi Tour Guide, Dedie Rachim Ajak Wisatawan Keliling Bangunan Bersejarah di Kota Bogor

Dedie Rachim sempat mengajak peserta mengunjungi Hotel Salak yang juga merupakan hotel bersejarah di Bogor, serta melintasi Kampung Tematik Sempur.

Istimewa/Pemkot Bogor
TOUR GUIDE DADAKAN -- Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mendadak jadi tour guide saat kegiatan jalan pagi sejarah (Japas), menapaki beberapa lokasi bangunan bersejarah di Kota Bogor, Sabtu (19/4/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mendadak jadi tour guide saat kegiatan jalan pagi sejarah (Japas), menapaki beberapa lokasi bangunan bersejarah di Kota Bogor, Sabtu (19/4/2025).

Japas special trip kali ini juga diikuti oleh Ketua TP PKK Kota Bogor, Yantie Rachim. 

Rute yang dilintasi mencakup Balai Kota Bogor, eks Kantor Bakorwil (Residenan Bogor), Kapel Regina Pacis, Jembatan Sempur, Menara Telepon dan Telegraf Belanda, kios eks Saripetojo, Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Apple Pie, dan Macaroni Panggang.

Dalam perjalanannya, Dedie Rachim sempat mengajak peserta mengunjungi Hotel Salak yang juga merupakan hotel bersejarah di Kota Bogor, serta melintasi Kampung Tematik Sempur.

Di beberapa lokasi, Dedie Rachim turut memberikan penjelasan berdasarkan pengetahuannya.

Seperti saat berada di dalam Balai Kota Bogor, Dedie Rachim mengajak para peserta melihat ruang kerjanya dan berbagai ruangan di dalam gedung tersebut.

"Iya, tadi saya menjelaskan bahwa Balai Kota ini terdiri dari berbagai ruangan yang namanya diadopsi dari masa Pakuan Pajajaran, seperti Paseban Suradipati, Paseban Punta, Paseban Sri Bima, Paseban Sri Baduga, Paseban Surawisesa, Paseban Narayana. Itu nama-nama yang digunakan kembali di masa modern ini. Saya menjelaskan sebatas pengetahuan saya. Saya bukan ahli sejarah, tapi ingin membagikan apa yang saya pahami," ujarnya.

Di lokasi Hotel Salak, Dedie Rachim juga sempat menceritakan sejarah hotel.

Begitu pula saat di eks Bakorwil, ia menjelaskan pemahamannya tentang bangunan bersejarah tersebut.

"Ini bagian dari proses pendidikan bagi masyarakat dan juga dorongan tanggung jawab dari berbagai pemangku kepentingan, bukan hanya pemerintah. Kota itu harus memiliki jiwa dan jiwa kota dilandasi oleh sejarah panjang. Bogor dulu dikenal sebagai tempat peristirahatan para Gubernur Jenderal Belanda," ungkapnya.

Dari Bakorwil, Wali Kota Bogor mengajak peserta menyusuri Kampung Tematik di Kelurahan Sempur dan berhenti di depan lorong Jembatan Sempur.

Di sana, Dedie Rachim menjelaskan sedikit tentang buah sempur atau simpur, yang pohonnya masih tumbuh hingga kini.

Ia juga menceritakan pengalamannya mencari informasi tentang sejarah Bogor di Museum Leiden, Belanda, khususnya terkait Buitenzorg.

"Di Bogor ini banyak bangunan bernilai sejarah tinggi yang dulunya dibangun untuk mendukung aktivitas pemerintahan kolonial Belanda. Ada semacam sekretariat negara, urusan militer, transportasi, dan lainnya. Semua ini jadi bagian dari upaya kita mengenal sejarah," ucapnya.

Menurut Dedie Rachim, kegiatan seperti ini adalah bagian dari proses untuk menumbuhkan kecintaan dan pemahaman bahwa Bogor memiliki latar belakang sejarah yang luar biasa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved