Menularkan Semangat Kartini, Alissa Wahid Tegaskan Hal Ini

Perempuan kerap dijadikan kelompok radikal sebagai sasaran radikalisasi. 

|
Editor: Yudistira Wanne
Istimewa
SEMANGAT HARI KARTINI - Alissa Wahid saat memberikan keterangan terkait moderasi beragama 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Perempuan kerap dijadikan kelompok radikal sebagai sasaran radikalisasi. 

Terbukti banyak kaum perempun yang terlibat dari berbagai kejadian teror di Indonesia seperti Bom Keluarga di Surabaya, Bom Katedral Makassar, Bom Sibolga, Bom Panci Bekasi, penyerangan Mabes Polri, dan lain-lain. 

Karena itu, dalam membumikan semangat Kartini, kaum perempuan harus terus ditingkatkan imunitasnya dari penyebaran paham radikal terorisme. 

Perempuan juga harus berperan aktif dalam penanggulangan terorisme.

Hal itu dikatakan aktivis perempuan, sosial dan keagamaan Alissa Wahid

Menurutnya, menjadi tantangan besar bagi kaum perempuan untuk meningkatkan partisipasinya di ruang publik, khususnya dalam penanggulangan terorisme. 

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini mengungkapkan perempuan yang rentan terpapar ideologi radikal terorisme disebabkan oleh beberapa hal. 

Pertama, secara fisik dan fisiologis, perempuan memiliki peran sebagai ibu yang membesarkan anak. 

Perempuan cenderung memiliki ikatan emosional yang kuat, sehingga mudah dieksploitasi oleh ideologi-ideologi ekstrem yang menekankan loyalitas dan militansi. 

“Ketika perempuan sudah yakin dengan ideologi ini, mereka bisa lebih militan dibandingkan laki-laki,” ujar Alissa di Jakarta pada Selasa (22/4/2025). 

Selain itu, lanjutnya, masih adanya budaya atau tradisi yang menganggap perempuan tidak mampu mengambil keputusan rasional, sehingga mudah dimanipulasi membuat labeling terhadap perempuan semakin buruk. 

Alissa berpendapat jika perempuan diberikan ruang untuk berkembang, memimpin dan mengambil keputusan, maka mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang rasional dan bermanfaat untuk keluarga dan lingkunganya. 

Misalnya, sisi loyalitas dan naluri mengasuh perempuan dikembangkan dan diarahkan untuk hal yang positif seperti mencintai Pancasila, bela negara dan wawasan kebangsaan, maka ia akan mudah menginternalisasi nilai-nilai tersebut ke dalam dirinya. 

Bahkan jika terus dikembangkan, perempuan bisa mengambil peran penting dalam hal pencegahan terhadap ideologi transnasional yang mengancam kedaulatan negara. 

“Kita perlu mendorong perempuan untuk berperan aktif dalam penanggulangan terorisme, baik melalui pemahaman ideologi yang lebih moderat maupun dengan memperkuat nasionalisme,” tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved