Berkaitan dengan Kelainan Jantung, Begini Cara Mendeteksi Dini Stroke Cryptogenic
Memahami stroke merupakan langkah penting untuk mengenali faktor risiko serta menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan jenisnya.
Keadaan ini biasanya disertai dengan Atrial Fibrilasi Paroksismal, gangguan irama jantung yang sering tidak terdeteksi atau terlewat dalam pemeriksaan rutin, Aterosklerosis Minor, yaitu timbunan plak kecil di pembuluh darah (meskipun tidak menjadi penyebab utama), dan Gangguan Koagulasi, yaitu pembekuan darah berupa penggumpalan darah atau trombofilia akan meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
Selain itu, faktor risiko tradisional lainnya seperti memiliki riwayat keturunan penyakit kardiovaskular, hipertensi, gangguan kolesterol (dislipidemia), penyakit metabolik seperti diabetes, merokok, hingga obesitas juga berperan terhadap timbulnya kejadian stroke.
Kondisi ini dapat diatasi dengan gaya hidup sehat dan perlu ditindaklanjuti secara lebih mendalam melalui pemeriksaan laboratorium darah berupa pemeriksaan kadar gula darah, profil kolesterol darah, faktor pembekuan darah (profil koagulasi) dan tes trombofilia, penanda inflamasi seperti CRP dan homosistein. Kadar gula yang rendah bisa menyebabkan gejala seperti stroke, dan kelainan pada faktor koagulasi dapat membuat darah mudah menggumpal.
dr. Condrad M P Pasaribu, SpN (K), FINS sebagai Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi Mayapada Hospital Bandung mengatakan, pemeriksaan stroke perlu dilakukan secara menyeluruh.
Antara lain, tindakan CT Scan atau MRI Kepala untuk guna meneliti area iskemik dan potensi stroke, USG CD (Carotid Doppler) dan TCD (Trans Cranial Doppler) guna memeriksa adanya penyempitan pembuluh darah (stenosis).
"Ada juga pembentukan plak di dinding pembuluh darah, dan potensi emboli lepas ke sirkulasi darah otak, serta CT Angiografi atau MR Angiografi untuk mengevaluasi pembuluh darah otak," ucapnya.
Lantaran Stroke Cryptogenic berkaitan dengan kelainan jantung, maka pemeriksaan jantung pun perlu dilakukan secara rutin.
Dr. dr. Mohammad Rizki menambahkan, kelainan jantung yang berpotensi berkaitan dengan stroke cryptogenic dapat dideteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan USG jantung (Echocardiogram), dengan pemeriksaan TTE (transthoracal echocardiogram) lewat dinding dada atau pemeriksaan TEE (transesophageal echocardiogram) melalui kerongkongan, bertujuan untuk mencari kelainan struktur maupun fungsi jantung, termasuk dinding, katup, hingga adakah kelainan bawaan yang mungkin terjadi seperti PFO, maupun kelainan struktur lainnya.
'Deteksi gangguan irama jantung dilakukan dengan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemasangan Holter Monitoring untuk merekam aktivitas listrik jantung berkelanjutan selama 24 jam atau lebih untuk melihat potensi gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium," ucapnya.
Walau membutuhkan waktu lebih dalam, rangkaian pemeriksaan berguna sebagai deteksi Stroke Cryptogenic secara dini.
Hospital Director Mayapada Hospital Bandung, dr. Irwan S. Hermawan, MM mengungkapkan, masyarakat Jawa Barat yang ingin melakukan deteksi dan pemeriksaan stroke secara menyeluruh dapat mengandalkan Mayapada Hospital Bandung dan Bogor.
"Terlebih kami memiliki layanan unggulan seperti Tahir Neuroscience Center dan Cardiovascular Center yang mendukung pemeriksaan menyeluruh terhadap penyakit stroke, termasuk Stroke Cryptogenic yang berkaitan dengan jantung," katanya.
Bersama tim dokter multidisiplin yang berkolaborasi dan dukungan teknologi canggih, berbagai kasus stroke, dari sederhana hingga kompleks, dapat ditangani.
"Kami juga berkomitmen menjadi stroke-ready hospital dengan layanan 24/7 Stroke Emergency yang dapat diakses melalui call center 150990," ucapnya.
Masyarakat Jawa Barat dapat menggunakan aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital untuk menemukan informasi jadwal praktik dan membuat janji konsultasi dengan dokter ahli dengan mudah dan efisien.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.