Info UMKM Bogor
Intip Proses Pembuatan Mi di Pabrik Mie Lie, Warisan Kuliner Legendaris dari Kota Bogor Sejak 1937
Pabrik Mie Lie Bogor masih memproduksi mi dengan cara manual menggunakan alat-alat tradisional untuk menjaga cita rasa.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Di tengah arus modernisasi dan gempuran kuliner instan, Pabrik Mie Lie di Kota Bogor masih bertahan menjaga tradisi sejak tahun 1937.
Selama 88 tahun, Pabrik Mie Lie masih setia di lidah masyarakat Bogor dari generasi ke generasi.
Owner Pabrik Mie Lie, Mira (54) mengatakan, Pabrik Mie Lie ini didirikan oleh kakeknya yang bernama Lie Djie Kim, yang datang langsung dari negeri Tirai Bambu, Cina.
Setelah Lie Djie Kim meninggal, usahanya tersebut diturunkan kepada anaknya bernama Lie Kim Siong yang merupakan sosok orang tua Mira, namun setelah orang tuanya meninggal Pabrik Mie Lie ini diteruskan olehnya hingga saat ini.
“Dari sejak awal produksi mi emang udah dilakuin di sini, ini bangunannya juga sudah seratus tahun usianya. Setelah kakek saya meninggal usaha ini sempat diteruskan oleh papa saya dan adiknya tetapi usaha yang dipegang adik papa saya tidak bertahan lama, akhirnya papa saya yang nerusin sendiri usahanya sampai diturunkan ke saya hingga saat ini," ucap Mira kepada TribunnewsBogor.com belum lama ini.
Pabrik Mie Lie masih memproduksi mi dengan cara manual menggunakan alat-alat tradisional untuk menjaga cita rasa yang sudah diturunkan oleh orang tuanya.
Meskipun berpegangan pada tradisi dan warisan, Mira tetap mengembangkan usaha Pabrik Mie Lie ini untuk tetap berinovasi dalam memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang.
Menurut Mira, proses produksi yang teliti dan berkualitas tinggi tersebut merupakan kunci keberhasilan berkembangnya usaha Pabrik Mie Lie dari dulu hingga saat ini.

Salah satunya dengan pemilihan bahan baku terbaik hingga teknik pembuatan mi yang teruji dan terus diperbarui.
Pabrik Mie Lie hanya memiliki satu karyawan dengan sebutan Si Abah yang sudah mengabdi dan telah bekerja selama kurang lebih 50 tahun.
Pada saat bekerja setiap langkah proses produksi yang dijalankannya penuh dedikasi dan keahlian.
Selama lebih dari delapan decade, Pabrik Mie Lie ini telah melewati berbagai tantangan termasuk masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19.
Namun Pabrik Mie Lie tetap berusaha untuk mempertahankan kualitas dan cita rasa produknya.
Untuk bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mi di sini menggunakan bahan sederhana yakni tepung terigu, air, telur ayam, garam, dan penyedap rasa.
Adapun tahapan proses produksinya mulai dari menimbang tepung terigu sesuai kebutuhan, racik telur ayam, garam, air, dan penyedap rasa dalam satu wadah kemudian diaduk sesuai takaran hingga merata, setelah merata campurkan dengan terigu, lalu adonan diulen hingga kalis.
Selanjutnya tahap keempat adonan digencet dengan alat yang disebut alu terbuat dari batang kayu yang dimasukan kedalam lobang untuk menahan tekanan hingga adonan mi padat.
Tahap kelima adonan yang sudah padat digiling menggunakan mesin penggiling hingga beberapa kali sampai mendapat ketebalan yang pas, selanjutnya proses terakhir adonan yang sudah digiling akan dipotong menggunakan mesin pemotong.
Daya tarik utama Pabrik Mie Lie ini salah satunya setiap produknya diproses tanpa menggunakan bahan pengawet dan tanpa tambahan bahan kimia sehingga aman dikonsumsi oleh berbagai kalangan.
“Kita produksinya gak pake bahan-bahan yang aneh, dan kebetulan Pabrik Mie Lie ini sudah pernah diperiksa oleh BPOM hasilnya aman, jadi sistem produksi kita dilakukan setiap hari biar produksinya selalu fresh. Di sini juga gak ada stok produk, kalau sekali bikin langsung habis kejual,” tuturnya.
Selain fokus pada kualitas produk, Pabrik Mie Lie juga memiliki komitmen yang kuat terhadap kepuasan pelanggannya, dalam sehari produksi Pabrik Mie Lie bisa mencapai 20 kg hingga 40 kg.
Penjualannya kini sudah meluas berkat adanya promosi yang dilakukan beberapa influencer yang membantu untuk memasarkannya.
Produk yang diproduksi Pabrik Mie Lie bukan hanya mi saja, melainkan ada juga pangsit goreng, pangsit rebus, dan kulit dimsum atau siomay.
Untuk harga mi dibanderol mulai dari Rp.25.000 sampai Rp.30.000 per kg, sedangkan untuk harga pangsit goreng isi 50 dibanderol Rp.20.000, pangsit kuah isi 50 dibanderol Rp.18.000, dan kulit dimsum isi 100 dibanderol Rp.20.000.
Menariknya produk-produk di sini dikemas secara tradisional dari dulu hingga kini menggunakan daun pisang yang diikat dengan tali bambu untuk menjaga selalu kelembaban produknya.
Bagi kamu yang tertarik membeli langsung saja datang ke tempat produksinya yang berada di Jalan Gardu Tinggi No.37, RT.05/RW.07, Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
Suka Wewangian, Wanita Asal Bogor Ini Ciptakan Sabun dan Deodoran Alami Tanpa Bahan Kimia |
![]() |
---|
Ikut Tren, Wanita Asal Bogor Ini Coba Bisnis Dessert Kekinian, Omzet Berhasil Tembus Rp25 Juta |
![]() |
---|
Rintis Usaha Sejak Belia, Pemuda Asal Bogor Ini Sukses Pasarkan Kasabo Vendor sampai Luar Negeri |
![]() |
---|
Pengiriman sampai Luar Negeri, Clothing Brand Lokal asal Bogor Bivor Studio Raup Omzet Puluhan Juta |
![]() |
---|
Jaga Cita Rasa Sejak 1970-an, Pabrik Tahu Bandung Raos 2 Tetap Bertahan dengan Kesederhanaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.