Celetukan Emak-emak ke Dedi Mulyadi di Lokasi Longsor Gunung Kuda, Khawatir Gubernur Jabar Meleleh

Celetukan Emak-emak ke Dedi Mulyadi di Lokasi Longsor Gunung Kuda, Khawatir Gubernur Jabar Meleleh

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
CELETUKAN EMAK-EMAK KE DEDI MULYADI - Celetukan Emak-emak ke Dedi Mulyadi di Lokasi Longsor Gunung Kuda, Khawatir Gubernur Jabar Meleleh 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sampai geleng kepala ketika mendengar celetukan emak-emak di lokasi longsor Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

KDM bahkan sampai mendatangi emak-emak yang mengeluarkan celetukan tersebut.

Ia tak menyangka di lokasi longsor Gunung Kuda yang dalam keadaan berduka justru mengeluarkan celetukan seperti itu.

Belasan orang menjadi korban longsor Gunung Kuda Cirebon.

Bahkan hingga kini masih ada sejumlah korban yang tertimbun.

Beberapa waktu lalu Dedi Mulyadi datang meninjau lokasi tambang untuk kedua kalinya.

Sembari menggunakan helm proyek, KDM melihat langsung lokasi longsor.

Ketika masih meninjau dan berbincang dengan sejumlah pihak berwenang, justru terdengar celetukan emak-emak dari arah belakang.

"Bapak Aing meleleh eta kapanasan bapak, (meleleh kepanasan)," teriak emak-emak.

Mendengar itu Dedi tak tinggal diam.

Dia menyempatkan untuk menimpalinya di tengah perbincangan.

"Bapak Aing kunaon emak. (Bapak Aing kenapa emak)," kata KDM.

Ia pun kembali melanjutkan perbincangan tentang kondisi Gunung Kuda.

Namun emak-emak tersebut masih tetap berteriak.

"Bapak Aing kapanasan," katanya.

Baca juga: VIRAL Bocah di Tenjo Bogor Curhat ke Dedi Mulyadi Soal Preman dan Aparat Minta Uang, Ini Faktanya

Tak berselang lama, ibu-ibu itu meminta Dedi Mulyadi beri payung agar tidak kepanasan.

"Bapak Aing dipayungan eta," katanya.

"Keun bae mak geus kagok hideung aing mah mak. (Biarin emak sudah terlanjur hitam saya mah)," timpal Dedi.

KDM kembali membicarakan tentang kondisi Gunung Kuda Cirebon.

Tapi ibu-ibu tetap saja berteriak.

"Bapak Aing karunya eta dijaga (Bapak Aing kasihan itu dijaga)," katanya.

Karena teriakan makin terdengar banyak, Dedi Mulyadi pun mendatanginya.

Baca juga: Dulu Kritik Dedi Mulyadi Soal Penutupan Tambang, Ono Surono Kini Setuju dengan KDM: Harus Evaluasi

"Naon mak ? ya Allah ieu teh musibah mak, aing mah siga lalajo wayang kulit wae. (Apa mak ? ini tuh musibah mak. Duh saya mah, kayak nonton wayang kulit saja)," kata Dedi Mulyadi.

Saat mendatangi, Dedi bertemu dengan ibu-ibu yang meminta bantuan karena rumahnya nyaris ambruk.

Selain itu KDM juga bertemu dengan keluarga pedagang yang menjadi korban longsung Gunung Kuda.

Dedi Mulyadi menerangkan tiga tahun lalu saat menjadi anggota DPR RI ia sempat memperingatkan pengelola tambang Gunung Kuda Cirebon.

"Saya sudah meminta sama pengelola untuk dihentikan karena waktu itu sudah punya feeling ini memiliki resiko tinggi dan cara kerjanya tidak memenuhi standar keamanan sebagai pengelola tambang. Jadi 3 tahun lalu sudah saya ingatkan," katanya.

Sejak awal menjabat sebagai Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengaku langsung melakukan moratorium terhadap izin tambang di Jawa Barat.

"Sehingga tambang-tambang yang memiliki potensi kerusakan lingkungan, kemudian tidak memiliki standar kerja yang baik oleh kita dihentikam dan sudah banyak yang ditutup," katanya.

Dedi Mulyadi mengungkap tambang Gunung Kuda dikelola koperasi Pondok Pesantren Al Azhariah dan dua yayasan lain.

Kini izin tambang Gunung Kuda sudah dicabut sebagai sanksi administrasi atas kejadian longsor maut.

"Jadi tiga-tiganya ya sudah kami tutup," katanya.

Ia mengaku sangat selektif dalam mengeluarkan izin tambang.

"Kalau sejak saya memimpin sangat selektif, saya tidak mengeluarkan izin tambang, kalau menutup saya banyak," katanya.

Mulai dari di Karawang, Subang sampai terakhir di Tasikmalaya.

Baca juga: KESAKSIAN Korban Selamat Saat Longsor di Tambang Cirebon, Dedi Mulyadi Syok Dengar Curhat Emak-emak

"Tambang Karawang, Subang sudah banyak, penambangan emas yang WNA Korsel saya tutup juga. Ratusan tambang ilegal. Akan konsisten terus kita lakukan penutupan. Seminggu kemarin tambang di Tasik," kata Dedi.

Kini bagi keluarga korban, Dedi Mulyadi akan menanggung biaya hidup untuk anak.

"Korban bukan hanya pegawai, ada pedagang, sopir, kenek maka keluarga yang ditinggalkan kami menanggung biaya hidup untuk anak. Santunan untuk keluarganya," katanya.

KDM juga mendesak agar pengelola tambang ikut dalam menangani keluarga korban.

"Saya meminta pengelola tambang untuk segera melakukan langkah penanganan sosial terhadap mereka yang jadi korban. Kan nambang di sini untungnya sudah banyak," kata Dedi Mulyadi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved