Disindir Dedi Mulyadi di Hari Jadi Bogor, Ono Surono Senyum Dukung Kebijakan Jam Malam untuk Siswa

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ono Surono disinggung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat pidato di Hari Jadi Bogor atau HJB ke-543.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Instagram Ono Surono dan Youtube TribunnewsBogor
JAM MALAM SISWA - Disindir Dedi Mulyadi di Hari Jadi Bogor, Ono Surono Dukung Kebijakan Jam Malam untuk Siswa 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ono Surono disinggung oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat pidato di Hari Jadi Bogor atau HJB ke-543, Selasa (3/6/2025).

Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM, menyinggung Ono Surono yang pernah walk out namun kini sudah tersenyum.

Apalagi Ono Surono kini mendukung kebijakan Dedi Mulyadi soal jam malam siswa.

Padahal sebelumnya Ono Surono tegas menolak dan mengkritisi program barak militer yang digagas KDM.

Dedi Mulyadi membuka pidatonya dengan menyapa para tamu undangan yang hadir.

Mulai dari Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, hingga para anggota DPRD Kota Bogor.

Tak ketinggalan, KDM juga menyapa Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat.

Ia pun menyinggung Ono Surono, meski sosoknya tidak hadir di HJB ke-543.

"Kapihatur dulur simkuring kapilanceuk nu atos walk out, ayeuna seuri koneng, kang Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar (Kepada saudara saya, kakak saya yang sudah walk out, sekarang sudah tersenyum, kang Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar)," sapa Dedi Mulyadi.

Namun karena Ono Surono tak hadir, maka Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar Iwan Suryawan yang berdiri dan menyapa KDM.

Sementara itu, di akun Instagramnya, Ono Surono menyatakan dukungan terhadap kebijakan baru Dedi Mulyadi.

Menyambut kebijakan jam malam siswa, Ono mengingat masa kecilnya yang disiplin dengan waktu.

"Jadi inget masa kecil ya, SD pulang jam 11 atau 12, tidur siang, jam 3-5 madrasah, main, maghrib harus sudah sampai rumah. Kalau belum sampai rumah mimi saya, ibu, sudah siap-siap dengan sapu lidi," kata Ono Surono.

Kemudian saat duduk di bangku SMP, jam malam Ono Surono dibatasi hingga pukul 21.00 WIB.

"Kalau jam 9 malam belum di rumah, mama, bapak saya sudah siap-siap dengan sandalnya yang kulit," ujarnya.

Kemudian saat SMA, jam malamnya bertambah satu jam yakni pukul 22.00 WIB.

"SMA bisa sampai jam 10, kuliah baru bisa bebas, karena sudah tidak tinggal dengan orangtua, apalagi jurusan arsitektur sering bergadang," kenang Ono.

Untuk itu, Ono Surono pun mendukung kebijakan KDM yang membatasi jam malam siswa di Jawa Barat.

"Saat ini sedang ramai penerapan jam malam untuk siswa SD, SMP, SMA di Jabar, saya mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat," ungkap Ono.

Baca juga: HJB ke-543, Dedi Mulyadi Ingin Bangun Kampung Sejarah Sunda dan Tugu Kujang Setinggi Monas di Bogor

Bukan tanpa alasan, menurut Ono, kebijakan itu bisa meminimalisir angka kriminalitas terhadap anak.

"Saya setuju, karena menghindari anak-anak menjadi korban tindak kriminal, kedua anak-anak juga butuh aturan bagaimana mereka bisa tertib waktu, tidak melakukan hal negatif," kata dia,

Sebab menurut Ono, pada malam hari cenderung banyak hal negatif yang bisa dilakukan.

"Dari mulai balapan liar, mabuk-mabukan, merokok, lalu juga bisa mereka terlibat tindakan kriminal dengan orang dewasa," ungkapnya.

Sehingga menurut dia, kebijakan KDM ini sangat positif untuk anak-anak di Jawa Barat.

"Ini sangat positif untuk kembali bagaimana jam malam untuk para siswa diatur, untuk bisa memaksimalkan pembentukan karakter bagi mereka untuk fokus yang berkaitan dengan belajar," katanya.

Ono juga mengatakan kalau dengan adanya jam malam ini, para siswa tetap bisa main.

"Mereka masih bisa main, tapi dibatasi sampai jam 9 malam, sampai jam 4 pagi tidak boleh ada aktifitas, kecuali ada kegiatan khusus dilakukan pendampingan oleh orangtua," ucap Ono lagi.

Ia pun berharap, kebijakan Dedi Mulyadi bisa diikuti oleh seluruh bawahannya.

"Mudah-mudahan kebijakan Gubernur Jabar diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di jawa barat. kita ingin anak-anak kembali seperti zaman dulu saya, yang tertib waktu," kata Ono.

"Apabila ada yang melanggar, bukan sanksi hukuman yang diberikan, tapi pembinaan. Ortu dan anak diundang, agar anak patuh kepada anak, dan oratu patuh pada regulasi yang dibuat pemerintah. Semoga kebijakan ini bisa diterima oleh semua rakyat Jabar," tambah Ono.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved