Jawaban Wali Kelas SMA Garut Saat Disemprot Orang Tua, Tak Menyesal Bully Siswa Sampai Akhiri Hidup

Jawaban Wali Kelas SMA 6 Garut Saat Disemprot Orang Tua, Bully Depan Kelas Sampai Siswa Akhiri Hidup

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Instagram Fuji/Ist
KASUS BULLY SMA 6 GARUT - Jawaban Wali Kelas SMA 6 Garut Saat Disemprot Orang Tua, Bully Depan Kelas Sampai Siswa Akhiri Hidup 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wali kelas yang juga guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Garut, Jawa Barat sudah pernah disemprot oleh orang tua P, siswa yang mengakhiri hidup.

Sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya, P pernah bercerita pada ibunya soal perlakuan wali kelas padanya.

Wali Kelas P adalah Yuliana Wulandari, guru Bahasa Indonesia.

P mengaku mendapat perlakuan tak mengenakan dari dua guru, guru fisika dan wali kelasnya sendiri.

"Kan waktu pulang sekolah teman kakak yang di kelas lain cerita gitu, Priya kenapa memang gak diurus sama orang tuanya ? Kata kakak kenapa memang ? Soalnya tadi di kelas cerita (si guru). Iya di jam pelajaran," kata P saat cerita pada ibunya.

Cerita P diposting di akun Instagram ibunya, Fuli Lestari Thoriq.

"Sebelum pulang jam pelajaran masih ini mungkin, pengen cepet-cepet nanya. Kakak juga bingung soalnya gak ada apa-apa," kata P.

Perundungan yang dialami P disebut bermula ketika dirinya dituduh melaporkan siswa di kelas yang merokok elektrik.

Mulai dari kejadian itu P mulai dijauhi teman sekelas hingga membuatnya berteman dengan siswa dari kelas lain.

Entah darimana juntrungannya, guru fisika dan wali kelas ikut memperlakukan P dengan sikap tak mengenakan.

Fuji bercerita ke Gubernur Jabar Dedi Mulyadi bahwa sejak menerima perlakuan demikian P ogah menuruti sejumlah pelajaran hingga nilainya merosot.

"Dipanggil ke sekolah, seputar nilai. Memang anak saya di beberapa mata pelajaran tidak mau mengerjakan tugas, bukan tidak bisa, tidak mau aja. Tapi di beberapa pelajaran biasa mengerjakan," kata Fuji.

"Mungkin karena sakit hati sama gurunya," timpal suami Fuji.

Baca juga: Sikap Wali Kelas Saat Siswa SMA Garut Dirawat 1 Bulan, Tak Pernah Jenguk, Alasan Banyak Kegiatan

Ia menduga guru tersebut seperti mendukung siswa di kelas untuk membully P.

"Seperti si guru juga mendukung," katanya.

Berdasarkan cerita P, kata Fuji, anaknya kerap kali dipermalukan oleh dua guru tersebut.

"Anak saya itu sering dipermalukan di depan kelas oleh guru itu. Jadi contoh yang jelek di kelas lain, misalnya Priya mah gak diurus sama orang tuanya itu di depan kelas pas pelajaran dia," katanya.

Baca juga: Curhat Terakhir Siswa Garut yang Akhiri Hidup Diduga Karena Dibully Guru, KDM Ambil Langkah Tegas

Bahkan seorang guru menyebut P sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK).

"Pernah juga sama guru, 'kamu teh ABK ?', dibilang gitu, karena dia teh salah rumus. Yang bilang ABK mah guru fisika. Yang wali kelasnya bu Yulia guru Bahasa Indonesia," ungkap Fuji.

Sang anak bahkan menunjukan sikap berbeda ketika Fuji membicarakan tentang guru-guru tersebut.

"Yang saya lihat kalau saya tanya, 'gak mau lagi sama guru itu'. Sakitnya tuh memang kalau ngomongin guru itu teh kayak yang marah," katanya.

"'Abdi sering dijadiin contoh buruk, sering dipermalukan di depan kelas, kalau dimarahin teh depan kelas, apa-apa salah'," tambah Fuji menirukan cerita P.

Sampai sebelum bagi raport, Fuji dipanggil ke sekolah karena P dinyatakan tak naik kelas.

Fuji pun kemudian mengkonfirmasi cerita anaknya soal perlakuan dua guru SMA Garut pada anaknya.

"Tolong dengarkan ini anak saya dibullying, saya ceritakan di sana anak saya mengalami pembullyan tapi pihak sekolah kayak yang. Wali kelas sama guru BK," katanya.

Ia secara blak-blakan menyemprot wali kelas SMA 6 Garut, Yuliana.

"'Ibu ini anak saya ada pembullyan, kata anak saya begini, kenapa tidak menceritakan ?'. Saya kecewanya kenapa ibu tidak bilang mengalami hal ini," katanya.

Baca juga: Terkuak 2 Sosok Guru Diduga Bully Siswa Garut Sampai Akhiri Hidup, Ibu Korban Curhat ke Dedi Mulyadi

Meski sudah bertindak seperti itu, namun wali kelas Yuliana tidak memberi jawaban yang semestinya.

"Diam aja, jadi kayak yang 'mohon maaf'. Tidak merespons tidak yang terlalu gimana," kata Fuji.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved