Terapi Gratis Gaya Korea di Cibinong, Korea Healthy Life Jadi Andalan Warga Bogor
Salah satu layanan terapi gratis yang mencuri perhatian masyarakat Kabupaten Bogor adalah Korea Healthy Life (KHL).
Semua tersebar melalui cerita dari mulut ke mulut, yang secara tidak langsung menjadi bukti bahwa layanan terapi di Korea Healthy Life dirasakan bermanfaat oleh berbagai kalangan.
Setiap hari, kegiatan di Korea Healthy Life dimulai sejak pukul 06.20 WIB dengan registrasi pengunjung.
Setiap pengunjung akan ditanya nama, asal daerah, dan keluhan yang dirasakan, kemudian diberikan nametag berwarna sesuai sesi yang dibagi ke dalam kelompok.
Pukul 07.00–07.30, seluruh peserta mengikuti senam pagi bersama yang dipandu oleh staf Korea Healthy Life di dalam ruangan. Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan kelenturan tubuh dan semangat peserta sebelum memulai sesi terapi.
Setelah itu, dari pukul 07.30–08.30, peserta mengikuti sesi diskusi dan pemahaman kesehatan bersama staf pembicara. Materi yang disampaikan ringan dan mudah dipahami, diiringi dengan tanya-jawab santai agar suasana tetap interaktif.
Sesi terapi dimulai pukul 09.00, di mana peserta secara bergiliran naik ke lantai dua untuk menggunakan alat terapi selama 15 menit. Alat yang digunakan terdiri dari kasur panas dan pemijat tulang belakang yang dipercaya mampu memperbaiki peredaran darah dan saraf.
Saat peserta berbaring di atas matras panas, staf akan berkeliling untuk menanyakan kondisi masing-masing, mendengarkan keluhan, serta menemani mereka berbincang agar tidak bosan terutama karena mayoritas peserta adalah orang tua lanjut usia.
Metode terapi yang diterapkan di Korea Healthy Life berasal dari negara-negara Timur seperti Korea, Jepang, Cina, dan Arab. Salah satunya adalah pemanasan dan pemijatan syaraf tulang belakang.
“Panas itu musuh segala penyakit, termasuk kanker. Jadi di sini terapi dilakukan dengan pemanasan dan pemijatan rutin,” jelas Ajeng.
Uniknya, terapi di sini terbuka untuk segala usia. Bahkan, beberapa anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang juga mengalami kemajuan setelah terapi.
“Contohnya Dede Hapis dan Dede Riski yang dari lahir belum bisa bicara, setelah terapi rutin bisa bilang 'Mama'. Itu jadi kebahagiaan tersendiri buat kami,” lanjut Ajeng.
Meski jumlah pengunjung terus meningkat, bukan berarti pengelolaan layanan terapi gratis ini berjalan tanpa hambatan.
Salah satu pasien setia adalah Ibu Sarti, warga Cimpaeun, Kabupaten Bogor, yang sudah mengikuti terapi sejak April 2025.
“Saya punya riwayat asam lambung. Alhamdulillah sekarang sudah jauh lebih sehat. Sudah enggak pernah merasakan mual lagi, dan jauh lebih bisa makan yang saya suka namun tetap dalam batasan,” tutur Sarti.
(Khori Aulia Ria Anggraeni/Universitas Pakuan Bogor)
Seorang Pencopet di Kota Bogor Diciduk Polisi, Warga yang Sedang Olahraga Sempat Jadi Korbannya |
![]() |
---|
560 Binaan Lapas Kelas IIA Bogor Dapat Remisi, 13 Orang Langsung Bebas |
![]() |
---|
Turun Langsung Redam Bentrokan di Jasinga Bogor, Kapolres Bogor Minta Warga Saling Menahan Diri |
![]() |
---|
HUT Ke-80 RI, Warga Ciseeng Kabupaten Bogor Suka Cita Panen Sayuran Bayam |
![]() |
---|
Isu Penutupan Ekowisata Eiger Adventure Land, Warga Sukagalih Bogor Terancam Kehilangan Pekerjaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.