"Hadirkan terdakwa," lanjutnya.
Sementara itu, pengamanan untuk persidangan pimpinan JAD Aman Abdurrahman di PN Jaksel pada Rabu kemarin tetap dilakukan secara ketat.
Pun demikian dengan pengamanan terhadap fisik Aman Abdurrahman.
Sejumlah anggota tim Densus 88 Antiteror Polri tampak mengenakan seragam dan penutup wajah serba warna hitam lengkap dengan senjata laras panjang di tangan mereka.
Tim penindak aksi teror tersebut dengan terus menenteng senjata laras panjangnya terus menempel terdakwa Aman Abdurrahman saat memasuki dan meninggalkan ruang persidangan.
Bahkan, mereka hanya beberapa meter di tepi ruang sidang saat Aman Abdurrahman duduk di kursi terdakwa.
Menurut Wakapolres Jakarta Selatan, AKBP Budi Sartono, setidaknya ada 278 personel Polri dibantu TNI yang dikerahkan untuk mengamankan sidang Aman Abdurrahman ini.
Ia membantah ada peningkatan jumlah personel pengamanan.
Namun, Budi mengakui ada perubahan pola pengamanan di luar ruang sidang.
"Jadi tidak ada penambahan hanya kungkin polanya yang tadi ada beberapa evaluasi. Untuk beberapa pola pengamanan kita nanti lebih banyak yang tidak berseragam untuk patroli di luar sidang," ujarnya.
Tak hanya itu, strelisasi pun telah dilakukan jelang sidang Aman. Sterilisasi telah dilakukan sejak pukul 06.00 WIB pagi atau beberapa jam sebelum sidang dimulai.
Jumlah personel dan metode pengamanan untuk persidangan Aman Abdurrahman di PN Jaksel memang ditingkatkan oleh kepolisian pasca-terjadi rententan teror usai terjadi kerusuhan ratusan napi teroris di Rutan Mako Brimob Depok, Jawa Barat pada 8 Mei 2018. (Tribun Network/den/coz)